28 September 2007

Israel terus menggali di bawah masjid Al-Aqsha dan mendirikan sinagog sebagai awal menghancurkannya

Dakta : Pemerintah penjajah Israel hari ini Rabu (26/09) mengumumkan bahwa beberapa saat lalu telah dibuka “sinagog Yahudi” terletak di tembok sebelah selatan masjid Al-Aqsha dan di bawah sebuah gerbang bersejarah berjarak 97 meter dari Qubah Shakhrah.

Kabar ini dilansir oleh harian Israel Haaretz edisi baru hari ini. Pembukaan itu tepatnya pada pekan lalu setelah dilakukan renovasi besar-besaran sinagog tersebut dengan dana dari seorang warga Yahudi Ukraina. Informasi ini menambahkan siagog itu seluas 431 meter atau sama dengan luas tembok selatan masjid Al-Aqsha. Israel mengaku sinagog itu adalah bagian dari tembok barat dari Haikal yang mereka yakini.

27 September 2007

Presiden RI Tunda Pulang untuk Bertemu Presiden Palestina dan Iran

Dakta : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menurut jadwal semula akan kembali ke tanah air pada Rabu pagi waktu New York, menunda kepulangannya untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Iran Mahmoud Ahmaddinejad.

Pertemuan dwipihak Presiden Yudhoyono dengan timpalannya di sela-sela rangkaian sidang ke-62 majelis umum PBB itu berada di luar agenda.

Pada Rabu pagi, sekitar pukul 10.00-10.25 waktu setempat (21.00-21.30 WIB) Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Dirjen ILO Juan Somavia di ruang pertemuan Hotel Millennium, UN Plaza dengan didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menlu Hassan Wirajuda.

Kemudian pada pukul 11.00-11.30 waktu setempat SBY dengan didampingi oleh Menlu RI Hassan Wirajuda, Perwakilan Tetap RI di PBB Martty Natalegawa, dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Ali Alatas melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di ruang yang sama.

Seusai pertemuan, Kepala Negara menuju acara peluncuran inisiatif "Global Business Plan of the Network of Global Leaders for Millennium Development Goals 4 and 5" di Hotel Sheraton New York sekitar pukul 12.00-13.00 waktu setempat atau pukul 23.00-24,00 WIB.

Sebelum itu, Kepala Negara dengan didampingi oleh Menko Kesra, Erna Witoelar --utusan khusus PBB untuk MDGs-- dan Martty Natalegawa melakukan pertemuan dengan tuan rumah acara yaitu Norwegia, Mozambique, Tanzania, Belanda, WHO, UNICEF dan Presiden Bank Dunia.

Seusai menghadiri acara tersebut rombongan Kepala Negara kemudian menuju markas besar PBB untuk melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Iran Mahmoud Anmadinejad pada pukul 13.30-14.00 waktu setempat atau 00.30-01.00 WIB (27/9 waktu Indonesia).

Dalam pertemuan itu Presiden Yudhoyono didampingi Menlu RI, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden dan Perwakilan Tetap RI.

Malam harinya seusai melakukan buka puasa, Presiden Yudhoyono dijadwalkan memberikan pernyataan kepada pers Indonesia di Hotel Millennium, UN Plaza sekitar pukul 20.30-21.00 waktu setempat atau 07.30-08.00 WIB (27/9 waktu Indonesia).

Semula pada Rabu (26/9) Presiden Yudhoyono hanya dijadwalkan menerima Dirjen ILO sebelum kemudian bertolak menuju Jakarta melalui Vancouver, Kanada dan Tokyo, Jepang serta dijadwalkan tiba di Jakarta pada Jumat (28/9).Antara

(su

16 September 2007

Istri-Istri Teladan Mujahidah

Seorang isteri bukanlah semata-mata orang kedua. Dia adalah satu pribadi. Satu pribadi yang memiliki level kepentingannya sendiri di dalam apa yang kita sebut keluarga. Sama halnya dengan anak, adik, kakak, ayah, dan suami. Itu makanya, tulisan ini tidak diberi judul “Isteri-isteri Nabi”, misalnya. Sebab mereka bukanlah sekadar “serombongan wanita” yang menjadi isteri seorang Nabi. Maksudnya, sebagai individu, masing-masing wanita ini memang punya mutu. Soal kemudian mereka diperisteri oleh Nabi Nabi Muhammad SAW SAW, tokoh paling bermutu sepanjang sejarah manusia, itu soal kedua. Nah, soal kedua inilah yang lantas memahatkan nama mereka di hati ummat Islam hingga jaman yang akan datang. Selamat menikmati profil-profil ringkas wanita-wanita bermutu ini.

SITI KHADIJAH(Ummul Mukminin pertama).
Lahir di Mekkah tahun 556, Khadijah adalah wanita pertama pemeluk Islam. Ketika disunting RasuluLlah SAW, ia seorang janda berusia 40 tahun. Berasal dari keluarga terpandang dan ia sendiri menjadi orang terkaya di kotanya. Sedangkan RasuluLlah SAW masih muda, berusia sekitar 25 tahun dan dari keluarga miskin. Keinginan perkawinan itu datang dari pihak Khadijah.

Setelah menikah, semua kekayaan Khadijah dipergunakan sepenuhnya untuk mendukung dakwah RasuluLlah SAW. Juga, karena kewibawaannya di hadapan suku Quraisy, ia pun menjadi pelindung RasuluLlah SAW dari ancaman orang-orang Quraisy.

RasuluLlah SAW sangat mencintai Khadijah. Meskipun Khadijah sudah meninggal beberapa tahun, RasuluLlah SAW masih tetap mengenang. Sehingga pernah isterinya yang lain –Aisyah– memprotes cemburu. “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman padaku saat semua orang ingkar, yang percaya padaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan hartanya saat semua berusaha mempertahankannya;… dan darinyalah aku mendapatkan keturunan,” kata RasuluLlah SAW di hadapan Aisyah.

Dari Khadijah, Nabi mendapat kurnia 7 anak: 3 putra dan 4 putri. Yang putra bernama al-Qasim, Abdullah, dan (Thaher, meninggal ketika masih bayi). Sedangkan yang putri: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum dan Fatimah. Sebelum dengan Nabi, Khadijah pernah menikah dengan Abu Halal an-Nabbasy bin Zurarah. Dari Abu Halal, Khadijah mendapat seorang anak.

Setelah Abu Halal meninggal, Khadijah menikah lagi dengan Atiq bin Abid al-Makhzumi. Sampai Atiq meninggal, mereka tidak dikurnia anak. Ummul mukminin al-Kubra (Ibu Kaum Mukminin yang Agung) ini sendiri meninggal pada 619 H.

SAUDAH BINTI ZUM’AH (Ummul Mukminin kedua).
Setelah Khadijah meninggal, Nabi baru bersedia menikah lagi. Saudah juga seorang janda. Suaminya, as-Sakran bin Amru al-Amiri, meninggal ketika hijrah ke Habsyi (Ethiopia).

Saudah sangat berduka ditinggal suaminya itu. Untuk mengobati duka itu, atas saran seorang wanita Khaulah binti Hakim As, RasuluLlah SAW lantas meminang Saudah. Meskipun RasuluLlah SAW juga menyayangi Saudah, tetapi ternyata hatinya tidak mampu mencintai wanita ini. Karena merasa berdosa, RasuluLlah SAW lantas ingin menceraikan Saudah. Tapi apa kata Saudah, “Biarlah RasuluLlah SAW aku begini. Aku rela malamku untuk Aisyah (Ummul Mukminin ke tiga Nabi). Aku sudah tidak membutuhkan lagi.”

Saudah wafat dimasa kekhalifahan Umar bin Khaththab hampir berakhir.

‘AISYAH BINTI ABU BAKAR (Ummul Mukminin ketiga).
Satu-satunya isteri Nabi yang masih gadis, ketika dinikahi Nabi. Putri sahabat Nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ini dilahirkan 8 atau 9 tahun sebelum Hijrah. Menikah berumur 6 tahun, namun baru 3 kemudian hidup serumah dengan Nabi. Budaya Arab, seorang laki-laki berumur menikahi seorang gadis belia, hal yang biasa. Salah satu sebabnya, wanita Arab fisiknya cenderung bongsor dibanding usianya.

Setelah Khadijah, Aisyahlah isteri yang paling dekat dengan Nabi. Cantik dan cerdas, begitu penampilannya. Karena kedekatan dan kecerdasannya itu, setelah Nabi wafat, banyak hadith yang ia riwayatkan. Terutama soal wanita dan keluarga. Ada 1.210 hadith yang diriwayatkan Aisyah, di antaranya 228 terdapat dalam hadith shahih Bukhari.

Selama mendampingi Nabi, Aisyah pernah dilanda fitnah hebat. Ceritanya, pada peperangan melawan Bani Mustaliq, berdasarkan undian di antara isteri-isteri Nabi, Aisyah terpilih mendampingi Nabi. Dalam perjalanan pulang, rombongan istirahat pada suatu tempat Aisyah turun dari sekedupnya (sejenis pelana yang beratap di atas punuk unta), karena ada keperluan. Kemudian kembali. Tetapi ada yang ketinggalan, ia kembali lagi untuk mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan perkiraan bahwa Aisyah sudah ada di sekedupnya. Aisyah tertinggal.

Ketika sahabat Nabi, Safwan bin Buattal menemuinya, Aisyah sudah tertidur. Akhirnya, ia pergi diantar Safwan. Peristiwa ini kemudian dimanfaatkan orang-orang kafir untuk menghantam Nabi. Disebarkan fitnah, Aisyah telah serong. Fitnah ini benar-benar meresahkan ummat. Bahkan Nabi sendiri sempat goyah kepercayaannya pada Aisyah. Sehingga turunlah wahyu surat An Nuur ayat 11. Inti wahyu itu, menegur Nabi dan membenarkan Aisyah.

Aisyah wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan 57 H, dalam usia 66 tahun. Shalat jenazahnya diimami oleh Abu Hurairah dan dimakamkan di Ummahat al-Mukminin di Baqi (sebelah Masjid Madinah) bersama Ummul Mukminin lainnya.

HAFSAH BINTI UMAR (Ummul Mukminin keempat).
Hafsah adalah janda Khunais bin Huzafah, sahabat RasuluLlah SAW yang meninggal ketika perang Uhud.

RasuluLlah SAW menikahi Hafsah, kerena kasihan kepada Umar bin Khattab –ayah Hafsah. Hafsah sedih ditinggal suaminya, apalagi usianya baru 18 tahun. Melihat kesedihan itu, Umar berniat mencarikan suami lagi.

Pilihannya jatuh kepada sahabatnya yang juga orang kepercayaan RasuluLlah SAW, yakni Abu Bakar. Tapi ternyata Abu Bakar hanya diam saja. Dengan perasaan kecewa atas sikap Abu Bakar itu, Umar menemui Usman bin Affan, dengan maksud yang sama. Ternyata Usman juga menolak, karena dukanya atas kematian isterinya, belum hilang. Isteri Usman adalah putri RasuluLlah SAW sendiri, Ruqayyah.

Lalu Umar mengadu kepada RasuluLlah SAW. Melihat sahabatnya yang marah dan sedih itu, RasuluLlah SAW ingin menyenangkannya, lantas berkata “Hafsah akan menikah dengan orang yang lebih baik daripada Usman, dan Usman akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafsah.” Tak lama kemudian, Hafsah dinikahi RasuluLlah SAW, sedang Usman dengan Ummu Kalsum, putri RasuluLlah SAW juga.

Suatu malam di kamar Hafsah, RasuluLlah SAW sedang berdua dengan isterinya yang lain, Maria. Hafsah cemburu berat, lantas menceritakan kepada Aisyah. Aisyah kemudian memimpin isteri-isteri yang lain, protes kepada RasuluLlah SAW.

RasuluLlah SAW sangat marah dengan ulah isteri-isterinya itu. Saking marahnya, beliau tinggalkan mereka selama satu bulan. Terhadap kasus ini, kemudian Allah menurunkan wahyu surat at-Tahrim ayat 1-5.

Sejarah mencatat, Hafsahlah yang dipilih di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW untuk menyimpan naskah pertama al-Qur’an. Hafsah wafat pada awal pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dimakamkan di Ummahat al-Mu’minin di Baqi.

ZAINAB BINTI KHUZAIMAH (Ummul Mukminin kelima).
Di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW, Zainablah yang wafat lebih dulu, setelah Khadijah. Para sejarawan tidak banyak tahu tentang Zainab, termasuk latar belakangnya. Tapi yang jelas ia juga seorang janda saat dinikahi RasuluLlah SAW.

Hidupnya bersama RasuluLlah SAW, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika RasuluLlah SAW masih hidup. Dan RasuluLlah SAW sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi.

UMMU SALAMAH (Ummul Mukminin keenam).
Nama aslinya, Hindun binti Abu Umayah bin Mughirah. Suaminya bernama Abdullah bin Abdul Asad. Abdullah atau dipanggil Abu Salamah, meninggal ketika perang melawan Bani As’ad yang akan menyerang Madinah. Sebelum meninggal Abu Salamah berwasiat, agar isterinya ada yang menikahi dan orang itu harus lebih baik dari dirinya.

Abu Bakar ingin melaksanakan wasiat itu, dengan meminang Ummu Salamah tapi ditolak. Demikian pula Umar bin Khattab, juga ditolak. Tiada lain, RasuluLlah SAW sendiri akhirnya yang maju. Dan diterima. Ketika itu umur Ummu Salamah hanya beberapa tahun dibawah RasuluLlah SAW dan sudah beranak empat.

Sejarah mencatat, surat at-Taubah 102 turun tatkala RasuluLlah SAW sedang berbaring di kamarnya Ummu Salamah. Dalam perjanjian Hudaibiyah, Umum Salamah punya peranan penting.

Banyak sahabat RasuluLlah SAW yang protes terhadap perjanjian itu, termasuk Umar. Usai perjanjian ditandatangani, RasuluLlah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih ternak dan memotong rambut. Namun tidak ada yang melakukan seruan itu. RasuluLlah SAW mengulangnya sampai tiga kali, tapi tetap tidak ada yang menyahut. Dengan kesal dan marah kembali ke kemahnya.

Ummu Salamah lantas usul, agar RasuluLlah SAW jangan hanya bicara, langsung saja contoh. Benar juga, RasuluLlah SAW lantas keluar menyembelih ternak dan menyuruh pembantu memotong rambut beliau. Kaum muslimin kemudian banyak yang mengikuti rindakan RasuluLlah SAW ini, karena takut dikatakan tidak mengikuti sunnah RasuluLlah SAW. Ummu Salamah banyak mengikuti peperangan. Ia hidup sampai usia lanjut. Ia wafat setelah peristiwa Karbala, yakni terbunuhnya Husein, cucu RasuluLlah SAW. Ummu Salamah adalah Ummahatul Mukminin yang paling akhir wafatnya.

ZAINAB BINTI JAHSY (Ummul Mukminin ketujuh).
Zainab adalah bekas isteri Zaid bin Haritsah yang telah bercerai. Sedang Zaid adalah anak angkat RasuluLlah SAW. Zainab sendiri dengan RasuluLlah SAW juga masih bersaudara. Karena wanita ini adalah cucu Abdul Muthalib, kakek RasuluLlah SAW (baca Sejarah, Sahid, April l997).

Meski perkawinan Zainab dengan Nabi jelas-jelas perintah Allah, tapi gosip menyelimuti perkawinan mereka. Wahyu yang memerintah Nabi agar menikahi Zainab itu ada pada al-Ahzab 37. Dari perkawinan inilah kemudian turun hukum-hukum pernikahan, termasuk perintah hijab (al-Ahzab 53).

JUWAIRIAH BINTI HARITS (Ummul Mukminin kelapan).
Nama sebenarnya adalah Barrah binti Harits bin Abi Dhirar, putri pimpinan pemberontak dari suku Bani Musthalaq, Harits bin Dhirar. Setelah menikah dengan Nabi berganti nama Juwairiah. Sebelumnya, Juwairiah adalah tawanan perang.

Riwayat selanjutnya tak banyak diketahui oleh para sejarawan. Hanya ia meninggal dalam usia 65 tahun, di Madinah, pada masa Muawiyah. Dishalatkan dengan Imam Amir Madinah yaitu Marwan bin Hakam.

SOFIYAH BINTI HUYAI (Ummul Mukminin kesembilan).
Satu-satunya isteri Nabi dari golongan Yahudi ya Sofiyah ini. Sofiyah masih keturunan Nabi Harun dan ibunya Barrah binti Samual. Meski usianya baru 17 tahun, tapi ia sudah dua kali menikah. Pertama dengan Salam bin Masyham, dan kedua dengan Kinanah bin Rabi bin Abil Haqiq, pemimpin benteng Qumus, benteng terkuat di Khaibar, markasnya kaum Yahudi.

Dikawininya Sofiyah itu, Nabi sebenarnya berharap agar kebencian kaum Yahudi kepada kaum muslimin dapat diredam. Sofiyah wafat tahun 50 Hijriah, pada zaman Mua’wiyah. Dimakamkan di Baqi.

UMMU HABIBAH BINTI SOFYAN (Ummul Mukminin ke sepuluh).
Nama sebenarnya Ramlah binti Abi Sofyan. Ia memang putri pemimpin Quraisy, Abu Sofyan, musuh bebuyutan Islam itu. Habibah adalah nama putri Ramlah hasil perkawinan dengan Ubaidillah, saudara Ummul Mukminin Zainab ra. Tentu saja Ramlah telah masuk Islam.

Berdua dengan suaminya, ia kemudian hijrah ke Habsyi (Afrika). Celakanya, sesampai di Habsyi suaminya murtad, masuk Nasrani. Selanjutnya, Ramlah dinikahi RasuluLlah SAW. Mendengar ini, betapa marahnya Abu Sofyan, putrinya sendiri masuk Islam dan sekarang kawin dengan musuh besarnya, Nabi Muhammad SAW.

Sampai akhir hayatnya, Ramlah tetap membela Islam dan suaminya. Ia wafat pada usia 60 tahun. Juga dimakamkan di Baqi.

MARIAH AL QIBTIYAH (Ummul Mukminin kesebelas).
Mariah sebelumnya adalah budak kiriman dari raja Mesir. Kemudian diangkat derajatnya dengan dijadikan isteri Nabi. Setelah Khadijah, Mariah satu-satunya isteri Nabi yang melahirkan anak. Namanya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW. Cuma, sayangnya Ibrahim meninggal. RasuluLlah SAW sangat sedih dengan kematian putranya itu.

Mariah wafat pada tahun 16 hijriah. Dishalatkan oleh Amir Mukminin Umar bin Khattab.

MAIMUNAH BINTI AL HARITS (Ummul Mukminin kedua belas).
Nama aslinya adalah Barrah binti Harits. Setelah menikah dengan Nabi, diganti dengan Maimunah. Perkawinan ini –Barrah ketika itu janda berumur 26 tahun– sesungguhnya atas permintaan paman Nabi, yakni Abbas bin Abdul Muthalib. Barrah sendiri adalah adik dari isteri Abbas. Tidak banyak yang diketahui sejarah Barrah. Yang jelas ia wafat pada tahun 51 hijriah..

alqoidun.net

15 September 2007

Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya

Penulis: nora

Kategori: Artikel

Sumber: http://www.geocities.com/dmgto/muslimah201/ahlisurga.htm


Azhari Asri dan Redaksi
[MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini]

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :

“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.

12. lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)

Wallahu A’lam Bis Shawab.

(sumber -- http://www.pondok-muslimah.blogspot.com)

14 September 2007

19 Keutamaan Wanita

1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat dari lelaki.

2. Wanita yang Sholichah itu lebih baik daripada 1000 orang lelaki yang sholeh.

3. Barang siapa yang menngembirakan anak wanitanya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah.

4. Barang siapa yang membawa hadiah ( oleh-oleh ) lalu diberikan kepada keluarganya, hendaklah mendahulukan anak wanitanya dari anak laki-laki

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah SAW didalam Syurga.

6. Barang siapa mempunyai 2 atau 3 anak wanita, atau 2 atau 3 saudara wanita lalu dia bersikap ichsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa dan tanggung jawab maka baginya adalah Syurga.

7. Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak wanitanya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka (Aisyah r.a.).

8. Syurga dibawah telapak kaki Ibu ( Hadits )

9. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga, maka masuklah dari pintu yang dikehendaki.

10. Wanita yang taat akan suaminya serta menjaga sholat dan puasanya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat pada suaminya dan direlakanya.

11. Apabila memanggil akan engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.

12. Aisyah r. a. berkata “ Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? “ Jawab Baginda, “ Suaminya “ Siapa pula berhak terhadap lelaki ? Jawab Rasulullah “ Ibunya “

13. Wanita apabila sholat 5 waktu, puasa 1 bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Syurga mana saja yang dia kehendaki.

14. Tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia kedakam Syurga 10.000 tahun lebih dahulu dari suaminya.

15. Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahal orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya

18. Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari pada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakn 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

06 September 2007

bingung

bingung

Mendengarkan Bacaan Al-Quran

Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Quran saja yang menjadi Ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al-Quran pun begitu pula, dan tidak sedikit ulama yang mengatakan, bahwa mendengarkan Orang yang membaca Al-Quran pahalanya sama dengan orang yag membacanya.

Tentang pahala orang yang mendengarkan Al-Quran dengan jelas di terangkan dalam surat (7) al-A’Raaf ayat 204 di sebut sebagai berikut

”dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik2 dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat”.

Mendengarkan baacaan Al-Quran dapat menghilangkan perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, melunakan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk

Karena inilah yang di maksud Al-Quran menjadi Mukzizat yang paling besar yang di berikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Tiada seorang Muslim pun yang bosan mendengarkan ayat ALLAh ini, apalagi bila Al-Quran ini di bacakan dengan lidah yang asih, dengan suara yang baik, dengan suara yang baik akan memberi pengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya, dan bagaiman orang mukmin ketika mendengar ayat Allah

Seperti yang di gambarkan dalam Firman Allah

sesungguhnya orang yang beriman itu hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, gemetarlah hati merek, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Allah kepadanya, bertambahlah iman mereka dan mereka bertawakal” (Q.S Al-Anfal :2)

Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muham­mad SAW mendengarkan Abu Musa Al Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah, beliau ditanya oleh istri beliau Aisyah RA. Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam. Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat oleh kemerduan suara Abu Mua Al Asy'ari membaca Al-Qur'an, seperti merdunya suara Nabi Daud AS.

Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa Rasulullah terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Muhammad SAW serta pengikut-pengi-kutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam. Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata :

"cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud ! Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.”

Bacaan Al-Qur'an yang dapat memukau pendengar-nya dan dapat melunakkan hati adalah bacaan Al-Qur'an yang baik bertajwid dan berirama yang merdu walaupun gaya lagunya merdu tetapi tidak memperhatikan Ahkamul huruf, makharijul huruf dan sifatul hurufnya maka hukum-nya haram. Imam Al-Jazari telah mengatakan :

Melaksanakan Tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah suatu keharusan, dan barang siapa membawa Al-Qur'an tanpa tajwid berdosa hukumnya, karena Al-Qur'an ditu-runkan Allah sekaligus di sertai dengan tajwidnya.

Agar supaya didengar oleh pendengar tidak membo-sankan juga dapat meresapi isi dan kandungan Al-Qur'an, maka Nabi menganjurkan agar dihiasi dengan suara yang merdu dan indah seperti dalam sabdanya :

Dari baroo’bin Azib RA. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW. Hiasilah Al-Quran dengan suaramu

(Riwayat Abu Dawud, danNasa’i dan lain-lainya)

Hanya inilah sekiranya yang bisa Mufakir katakan

Kebenaran datang dari ALLAH SWT dan Kehilafan dari diri Saya Pibadi

Ass

(Amal Hamzah)

04 September 2007

Mengenali sifat pembela agama

Tajdid Iman:
Oleh Dr Juanda Jaya

MENJADI sunnatullah pada setiap kurun, zaman dan waktu yang bergerak pantas, akan hadir kumpulan pembela agama Allah. Mereka hidup dengan haruman catatan perjuangan berterusan daripada generasi ke generasi serta saling bersambungan umpama suatu mata rantai yang tidak putus hingga akhir zaman.

Lakaran kisah mereka dimulakan dengan kedudukan orang tua mereka bernama Adam. Beliau melahirkan zuriat yang ramai dan ada antaranya meneruskan risalah nubuwah yang ditinggalkan. Nabi dan Rasul dikelilingi kaumnya yang setia, membela dan menjaga risalah. Begitulah ketetapan Tuhan. Mereka adalah manusia paling beruntung kerana dipilih untuk misi dan visi dakwah-Nya.

Bagaimanakah dengan kita yang hidup pada zaman serba canggih ini. Apakah ada manusia yang layak mendapat sebutan sebagai Penolong Agama Allah, Ansarullah? Bagaimanakah hendak memenuhi syarat bagi memastikan barisan Ansarullah ini menjadi pilihan kita? Layakkah kita berdiri memegang mata rantai dakwah yang pernah digenggam lelaki perkasa dan wanita tegar di jalan Allah?

Antara karakter Ansarullah yang layak memikul tugas membela agama Allah ialah :

  • Memanfaatkan potensi diri untuk agama Allah.

Sesiapa yang menggunakan penanya untuk menegakkan kalimah Allah maka dia adalah pembela Allah. Sesiapa yang menghulurkan hartanya untuk membela kebajikan kaum muslimin maka dialah Mujahid Allah.

Sesiapa yang menggunakan tenaga dan fikirannya mendidik generasi Islam, jika dia mati pada jalan itu, maka dia bergelar Syahid fi Sabilillah. Sesiapa yang menunjukkan kebaikan, dia mendapat pahala sama dengan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala orang itu.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa melihat kemungkaran maka ubahlah ia dengan tangannya, apabila dia tidak sanggup ubahlah dengan lidahnya, apabila ia tidak sanggup maka ubahlah dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (Hadis riwayat Muslim)

Membela sesuatu fahaman tidaklah semudah yang kita bayangkan, jika kita tiada keyakinan mengenai fahaman itu dan tiada kecintaan kepadanya maka tidak akan tergerak hati kita untuk membelanya.

Seperti orang yang aktif menggerakkan suatu perniagaan, untuk mendapat kejayaan, dia mesti faham selok-beloknya, mengkaji dengan penelitian tepat dan berani mencuba kerana yakin akan mendapat keuntungan berlipat ganda.

Begitu pula halnya dengan orang yang berniaga pada jalan Allah. Dia mesti mengikut proses perjalanan dakwah dengan ilmu dan kepakaran, tenaga dan usaha, harta dan jiwanya untuk memenangi agama Allah.

Seperti firman Allah Taala yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah Taala sudah membeli daripada orang mukmin, diri dan harta mereka dengan nilaian syurga.” (Surah Al-Taubah, ayat 111)

Dan firman-Nya lagi yang bermaksud: “Dan apa saja kebaikan yang kamu usahakan bagi diri kamu, sudah tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.” (Surah Al-Baqarah, ayat 110)

  • Menjadikan Allah, Rasul dan orang mukmin sebagai penolong.

Ciri pembela agama Allah termaktub dalam firman-Nya yang bermaksud: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman, yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat seraya tunduk kepada Allah, dan sesiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya dan orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pendokong Allah itulah yang pasti menang.

Seorang pembela agama menyerahkan hatinya untuk Allah, Rasul dan orang beriman. Dia tidak disibukkan dengan urusan remeh-temeh yang boleh menghabiskan masa dan tenaga. Hari-harinya diisi perbuatan bermanfaat untuk umat. Kekuatan seorang pembela agama terletak pada kuatnya ibadat kepada Allah yang disebutkan dalam ayat ini, sembahyang dan zakat.

Sembahyang membekalkan tenaga rohani yang boleh melonjakkan daya kekuatan jasmani, mencerahkan pemikiran dan mententeramkan perasaan. Semua itu sememangnya diperlukan seorang yang sentiasa dicabar di atas jalan dakwah.

Sementara zakat pula mendidik jiwa untuk merelakan harta, sesuatu yang paling disayangi untuk membuktikan kebenaran imannya. Kedua-dua ibadat itu tidak akan sempurna tanpa persekitaran yang baik, iaitu sokongan orang mukmin yang membentuk jemaah umat Islam.

  • Tidak berdukacita dengan tribulasi dakwah.

Hanya orang yang sabar menahan sakit boleh menang dalam setiap pertempuran. Bukan atas sebab siapa lebih kuat dan perkasa. Sesungguhnya jalan dakwah adalah jalan sengsara dan seksaan yang pedih. Di sana hadir penentang dan musuh yang akan memerangi syiar agama Allah. Mengapa Allah tentukan jalan sukar dilalui Rasulullah SAW untuk mendapat kemenangan? Mengapa tidak langsung diberikan kemenangan itu dengan cepat dan mudah?

Ketentuan itu berlaku atas hikmah supaya pembela agama Allah diuji siapa yang paling baik amalannya dan jalan dakwah itu juga adalah suatu proses mematangkan iman seseorang. Supaya Allah mengetahui siapakah yang benar imannya dan siapakah berdusta.

Sudah ramai yang terkorban di jalan Allah, ada juga menyerah kalah dan meninggalkan jalan-Nya ataupun terseleweng dengan matlamat lain untuk kepentingan diri sendiri. Siapakah pembela yang istiqamah?

Al-Quran menjanjikan kemanisan bagi kita yang teguh dalam perjuangan. Firman Allah Taala yang bermaksud: “Sesungguhnya orang yang menyatakan: Tuhan kami ialah Allah dan kemudian meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu berasa takut dan janganlah kamu berasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh syurga yang dijanjikan Allah kepada kamu.” (Surah Fussilat, ayat 30)

- Penulis bertugas di Pejabat Mufti Sarawak.

6 persiapan sambut kedatangan Ramadan

Jendela Hikmah:
Oleh Prof Madya Maznah Daud

RAMADAN yang kita tangisi pemergiannya hampir setahun lalu kini bertandang lagi. Kita yang beriman dan yakin pada janji Allah menanti kehadiran bulan penuh berkat ini dengan pelbagai perasaan.

Seronok dan bimbang. Seronok kerana diberi peluang berjumpa dan beramal dengan bulan yang penuh berkat. Bimbang kerana kurang yakin ibadat maksimum akan dapat dilaksanakan. Risau, takut amal tidak membuahkan takwa yang diharapkan.

Sesungguhnya kelebihan dan keistimewaan Ramadan bukan lagi satu rahsia. Allah sudah memilih daripada bulan ini satu detik paling bersejarah dalam kehidupan umat sejagat, iaitu detik turunnya kitab suci paling agung. Kitab yang diturunkan khusus untuk memimpin tangan manusia ke jalan yang benar.

Ramadan juga mencatat sejarah gemilang kemenangan golongan yang membawa panji kebenaran ke atas golongan mustakbirin yang mempunyai kekuatan material tiga kali ganda dalam Ghazwah Badar al-Kubra.

Ketibaan bulan mulia penuh sejarah ini sewajarnya disambut dan diraikan dengan acara gilang-gemilang. Oleh itu, ketibaannya perlu disambut dengan beberapa persediaan yang cukup selain mengikhlaskan pengabdian kepada Pencipta Yang Maha Esa.

Ketibaan sekali lagi Ramadan, untuk kita memperbetulkan diri, meningkatkan iman dan mempersiapkan kekuatan serta bekalan. Seperti doa diajarkan Rasulullah SAW kepada kita. Apabila Rasulullah SAW melihat anak bulan Rejab, Baginda membaca bermaksud:

Ya Allah, rahmatilah kami dengan Rejab dan Syaaban, dan sampaikan kepada kami Ramadan.” (Hadis riwayat at-Tabrani dan Ahmad)

Betapa besar kurniaan Allah kepada kita pada Ramadan, di mana Rasulullah SAW sudah mengajarkan kita berdoa supaya kita dihidupkan hingga sampai Ramadan, supaya bulan itu dimanfaatkan untuk kita menjadi seorang hamba yang patuh kepada-Nya.

Bagi pejuang spiritual, peluang mengecapi Ramadan sememangnya ditunggu-tunggu. Apabila tamat Ramadan tahun lepas, kita iringi pemergiannya dengan tangisan penuh ketakwaan dan air mata keinsafan.

Bulan itu bukan sekadar nikmat, tetapi penuh ujian serta peluang melipat gandakan amal dakwah mendekatkan kita pada jalan Allah. Persediaan dan perancangan perlu dilakukan untuk memaksimumkan segala peluang pada Ramadan ini.

Kita maklum, sebarang amal kebajikan yang dilakukan akan diberi balasan berganda. Martabat pahalanya lebih tinggi jika ia dilakukan pada Ramadan. Sunat diberikan pahala wajib, yang wajib digandakan dengan gandaan berdasar keredaan kurniaan Allah.

Ketika Ramadan menjelang, Rasulullah SAW bersabda bermaksud:

Wahai manusia, menjelang tiba bulan agung lagi berkat. Bulan yang di dalamnya ada satu malam lebih baik daripada 1,000 bulan. Sesiapa mendekatkan dirinya dengan mengerjakan amalan fardu, seolah-olah dia sudah mendapat 70 pahala fardu pada bulan lain. Sesiapa mendekatkan dirinya dengan amalan sunat, seolah-olah dia mendapat pahala amalan fardu pada bulan yang lain. Ia adalah bulan sabar iaitu bulan yang awalnya rahmat, tengahnya keampunan dan akhirnya selamat dari neraka.” (Hadis riwayat Ibn Khuzaimah)

Antara persiapan yang perlu dilakukan menjelang Ramadan ialah :

  • Persediaan diri untuk berpuasa. Seminggu sebelum berpuasa kita dikehendaki mengurangkan kadar makanan kita dan lebihkan makan buah-buahan serta sayur-sayuran. Pastikan pembuangan air besar lawas.
  • Memahirkan diri dengan segala rukun, sunat, harus, makruh yang berkaitan dengan puasa pada Ramadan, sunat tarawih dan lain-lain lagi.
  • Membiasakan diri bangun pada sepertiga malam untuk bertahajud, mendekatkan diri pada Allah. Sebagai persediaan membiasakan tarawih dan tahajud pada Ramadan. Ramadan adalah bulan rukuk dan sujud.
  • Memperuntukkan beberapa jumlah wang untuk dijadikan sedekah jariah dan zakat fitrah. Bagi mereka yang sudah akil baligh, maka belajarlah membayar zakat fitrah sendiri.
  • Rancang strategi tersusun untuk memperbanyakkan hafalan, bacaan, tadabbur, tadarrus al-Quran.
  • Melatih dan membentuk diri bersifat mahmudah, sifat terpuji seperti sabar, membanyakkan senyuman kepada sahabat dan kerabat. Merendam sifat mazmumah, sifat keji seperti memfitnah, mengumpat dan mengata orang. Kurang bercakap lagha (merapu), tidak berbahasa lucah, kotor dan keji.

Oleh itu, dengan persediaan ini kita sematkan azam masing-masing untuk mencantikkan dan sempurnakan amalan fardu yang wajib dan membanyakkan amalan sunat pada Ramadan.

- Penulis ialah penasihat syariah Wanita JIM dan boleh dihubungi di emel, wanitajim0@yahoo.com

Enam amalan tingkat keimanan

Oleh Ahmad Redzuwan Mohd Yunus

Jiwa tenang, keluarga bahagia nikmat terbesar dikecapi mukmin

NIKMAT terbesar dikecapi umat Islam ialah menjadi orang beriman kerana tidak akan ada kepercayaan yang diterima di sisi Allah selain daripada kepercayaan agama Islam dan tidak akan ada lagi nabi selain daripada Nabi Muhammad.

Namun, di kalangan orang beriman itu ada pula di kalangan mereka yang beruntung. Keuntungan mereka itu disebabkan oleh beberapa perkara seperti dijelaskan dalam surah al-Mukminun, ayat 1-9 bermaksud:

“Sesungguhnya beruntunglah orang beriman. Iaitu orang yang khusyuk dalam solatnya. Orang yang menjauhkan diri daripada perbuatan dan perkataan tiada berguna. Dan orang menunaikan zakat. Dan orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka mereka dalam hal ini tiada tercela, barang sesiapa yang mencari yang sebaliknya, maka mereka itulah orang yang melampaui batas. Dan orang yang memelihara amanat yang dipikulnya dan janjinya. Dan orang yang memelihara solatnya”.

Dalam ayat itu dapat difahami ada enam perkara dilakukan oleh orang mukmin akan menyebabkan mereka menjadi orang beruntung.

  • Pertama, mereka adalah orang mukmin yang khusyuk solatnya. Ali Abi Talib menjelaskan khusyuk itu adalah kekhusyukkan hati.

Penjelasan Ali ini diperkuatkan oleh Hassan al-Basri yang menjelaskan bahawa kekhusyukan mereka itu berada di dalam hati mereka sehingga kerananya mereka menundukkan pandangan serta merendahkan diri.

Khusyuk dalam solat hanya akan dapat dilakukan orang memfokuskan hati padanya dengan melupakan pelbagai aktiviti selain mengerjakan solat itu semata-mata serta mengutamakan solat ke atas aktiviti yang lain.

Pada saat itulah akan terwujudnya ketenangan dan kebahagiaan baginya seperti dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis daripada Anas bahawa Rasulullah bersabda:

“Diberikan kepadaku kecintaan terhadap yang baik dan terhadap wanita, dan dijadikan solat untukku sebagai amalan yang paling menyenangkan”. (Hadis riwayat Imam Ahmad dan An-Nasai)

  • Kedua, orang mukmin menjauhkan dirinya daripada perbuatan dan percakapan yang tidak berguna seperti dari perbuatan batil, syirik, maksiat dan yang tidak membawa faedah untuk dirinya seperti dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surah al-Furqan, ayat 72 bermaksud: “Dan apabila mereka bertemu dengan (orang) mengerjakan perbuatan tidak berfaedah, mereka lalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”
  • Ketiga, orang mukmin menunaikan zakat kerana pada harta dimiliki oleh seseorang itu ada hak orang lain perlu dilunaskan. Ia dijelaskan Allah dalam surah al-An’am, ayat 141 bermaksud: “Dan keluarkan haknya (zakatnya) pada hari memetik atau menuainya. Dijelaskan juga dalam ayat lain dengan mengeluarkan zakat itu dapat menyucikan jiwa seseorang mukmin.”

Ia dijelaskan Allah dalam firman-Nya dalam surah As-Syam, ayat 9-10 bermaksud: “Sesungguhnya beruntunglah orang menyucikan jiwanya dan sesungguhnya rugilah orang mengotorinya.”

  • Keempat, orang mukmin memelihara kemaluannya daripada perkara haram dengan tidak terjerumus dalam hal yang dilarang Allah sama ada dalam perzinaan dan homoseksual.

Mereka tidak akan mendekati seseorang melainkan isteri mereka sendiri dihalalkan oleh Allah. Malah Imam Shafie menggunakan ayat ini juga untuk mengharamkan onani.

  • Kelima, orang mukmin memelihara amanah diberikan dan janji dijanjikan. Mereka melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin apabila diberi tugas untuk dipikulnya dan tidak terlintas dalam hati sanubarinya untuk mengkhianati amanah itu. Dan jika mereka berjanji atau melakukan akad perjanjian, mereka akan menepatinya, tidaklah mereka ini seperti orang munafik.
  • Keenam, orang mukmin memelihara solatnya dengan melaksanakannya tepat pada waktunya. “Ibn Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, apakah amal perbuatan disukai Allah? Baginda menjawab: Solat pada waktunya. Lalu apa lagi, tanyaku. Baginda menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kemudian apa lagi, tanyaku: Baginda menjawab: “Jihad di jalan Allah.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Melalui enam perkara itu akan membezakan antara keuntungan seseorang mukmin dengan mukmin lain. Ia bererti, tidak semua orang mukmin beruntung.

Hasil amalan itu, mereka akan ditempatkan oleh Allah dalam syurga Firdaus. Ia dijelas Allah juga dalam surah al-Mukminun, ayat 10-11 bermaksud: “Mereka itulah orang berhak mewarisi. Yang akan mewarisi syurga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.”

Rasulullah mengajar kepada umat Islam, sekiranya ingin memohon syurga Allah, maka mintalah syurga. Ia dijelaskan dalam hadis yang Rasulullah bersabda: “Jika kamu meminta syurga Allah, maka mintalah syurga Firdaus, kerana sesungguhnya Firdaus adalah syurga yang paling tinggi dan paling tengah. Darinya terpancar sungai-sungai syurga dan di atasnya ada Arasy Rabb yang Maha Pemurah.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

INTI PATI
Amalan orang mukmin

  • Khusyuk solat.
  • Menjauhkan dirinya daripada perbuatan dan percakapan yang tidak berguna seperti dari perbuatan batil, syirik dan maksiat.
  • Memelihara kemaluannya daripada perkara haram seperti perzinaan dan homoseksual.
  • Menunaikan zakat.
  • Memelihara amanah dan janji.
  • Solat tepat pada waktu.

Penulis ialah Pensyarah Kanan di Jabatan Pengajian Dakwah & Kepimpinan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).

03 September 2007

Kedatangan Dajjal, Imam Al-Mahdi dan Nabi Isa as

1. Dajjal

Dajjal adalah seorang manusia biasa, ia dinamakan demikian karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan atau dikarenakan ia menyembunyikan kekufurannya di hadapan manusia dengan kedustaan dan tipu dayanya terhadap mereka. Ada sejumlah hadits yang menjelaskan tentang sifat-sifat Dajjal

a. Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda:

“Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih Jami’ shogir 3495/ Al-Bany)

b. Hadits lainnya adalah :

Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan sifat-sifatnya). Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang, Mereka berkata: “Ini adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah (Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237).

c. Hadits lainnya adalah :

Dari Nawwas bin Sam’an RA, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal: “Dia itu seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya denga Abdul ‘izz bin Qathn” (Sahih Muslim 18/65)

Dan ia dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya tertutup (picak). Ia akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut.

d. Hadits lainnya adalah hadits yang menjeaslkan bahwa tertulis di antara dua matanya “Kaafir” atau “Kafara” sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kaafir” (HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59)

Keluarnya Dajjal merupakan salah satu tanda kiamat kubro. Sebelum Dajjal keluar, manusia diuji dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan matinya pepohonan.

e. Hadits lainnya menjelaskan tentang Dajjal yang akan keluar dari arah timur tepatnya dari negri Khurosan atau Syihristaan. Kemudia ia akan mengembara ke seluruh penjuru bumi. Ia akan memasuki setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena para malaikan menjaganya.

Dari Abu Bakar ash-Shidiq RA ia berkata: Rasulullah SAW menceritakan kepada kami tentang Dajjal, beliau bersabda: “Dajjal akan keluar dari negeri sebelah timur yang disebut Khurosan” (Tirmidzy 6/495)

Dari Fatimah bin Qais RA; Dajjal berkata: “Maka aku keluar dan aku menelusuri seluruh negeri, aku tidak meninggalkan suatu negeri kecuali aku telah tinggal di dalamnya selam 40 hari. Kecuali kota Makkah dan Madinah. Keua kota tersebut diharamkan bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu dari keduanya. Seorang malaikat akan menghalangiku dengan pedang terhunus. Dan di setiap pelosok negeri tersebut ada malaikat yang menjaganya” (Shohih Muslim 18/83)

f. Hadits lainnya menjelaskan diantara shifat Dajjal lainnya yaitu ia akan mengaku dirinya sebagai tuhan dan ia akan melakukan hal-hal yang aneh untuk membenarkan pengakuannya dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya.

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang mendengar tentang kedatangan Dajjal, hendaklah ia menjauhinya. Demi Alloh sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan ia menyangka bahwa dirinya seorang yang beriman, lalu ia mengikutinya yang dapat menimbulkan berbagai syubuhaat” (Sahih Jami’ shogir 6301/ Al-Bany)

g. Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa

Dajjal tersebut akan datang sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia kan menyuruh langit untuk merunkan hujan, mak hujan pun turun dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan ia kan menempuh perjalan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin, dan keanehan-keanehan lainnya (HR Muslim 18/65-66)

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”.

Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)

2. Imam Mahdi

Ada banyak hadits yang menerangkan sosok Al-Mahdi itu dan merupakan kewajiban kita untuk mempercayainya sesuai dengan apa yang kita terima dari Rasulullah SAW, tanpa menafsirkan, mentakwilkan atau menolaknya.

Al-Mahdi menurut hadits-hadits yang kita terima adalah sosok manusia yang Allah akan turunkan di akhir zaman, meksi tidak ada riwayat yang memastikan kapan kejadian itu. Selain itu, dijelaskan bahwa beliau adalah merupakan ahli bait Rasulullah SAW.

Untuk memastikan apakah dia benar Al-Mahdi yang dimaksud, ada ciri-ciri yang telah disebutkan, yang paling penting diantaranya adalah bahwa beliau akan mengisi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan kerusakan.

Diantara hadits itu antara lain :

Dari Ibnu Mas`ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila tidak kekal dunia ini kecuali sehari saja, maka Allah akan panjangkan hari itu hingga Dia mengutus seseorang dari aku atau dari ahli baitku, namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan qisth sebagaimana dunia ini sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan al-Juur. (HR. At-Tirmizy dalam kitab Fitan dan haditsnya hasan shahih).

Dijelaskan bahwa kedatangan Al-Mahdi ini sebelum turunnya Nabi Isa as. yang akan memberi petunjuk kepada banyak manusia dan menegakkan hujjah Allah SWT.

Dari Ali bin Abi Tholib Ra ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: ” Al-Mahdi dari golongan kami, Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam” ( (Musnad Ahmad 2/58 dan sunan Ibnu Majah 2/1367. Hadis ini ditashih oleh Al-Bani dalam Shohih Al-Jami’ Ash-Shogir 6/22)

3. Nabi Isa

Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat kubro adalah turnnya Nabi Isa as. Beliau akan menjadi muslimin atau bagian dari umat Islam, menghancurkan salib dan menghancurkan berhala. Karena risalah yang beliau bawa adalah risalah yang bersumber dari Allah juga.

Namun turunnya beliau bukan sebagai nabi lagi karena setelah diangkatnya Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir, maka tidak ada lagi nabi yang turun ke bumi dengan membawa risalah dari langit.

Karena itu Nabi Isa kedudukannya bukan sebagai Nabi lagi, tapi bagian dari umat Islam ini, berkitab suci Al-Quran, mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat menghadap ka’bah, puasa Ramadhan, berhaji ke Mekkah dan menjalankan syariat Islam yang kita terapkan saat itu.

Semua keteragan itu kita dapatkan dari hadits-hatis Rasulullah yang sampai kepada kita, antara lain:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, Nyaris akan turun kepada kalian putera Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib dan membunuh babi dan memungut jizyah dan memenuhi harta … HR Muslim dalam kitab Iman bab turunnya Isa)

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”.

Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)

Untuk lebih dalamnya pembahasan ini, silahkan merujuk pada kitab An-Nihayah karya Ibnu Katsir. Juga buku Asyrotus-Saa’ah (Tanda-tanda kiamat) karangan Yusuf bin Abdulloh bin Yusuf Al Wabil serta An-Nihayah Fil Fitan Wal malahim (fitnah dan huru hara) karya Ibnu Katsir.

**Taken From Syariahonline and Eramuslim, suryaningsih.wordpres.com**


suryaningsih.wordpress.com

::Sebagai Pelajaran yang berharga::

Allah Hu Akbar 10 x
Yaaaa ALLHA AMPUNILAH HAMBAMU INI, Jauhkan lah hambamu ini dari Siksa Kubur

ALLAH HUMMA INNI AUDZUBIKA MIN ADZABIL QOBRI
WAMIN ADZABIL JAHANNAM..

AMIN..

Sesungguhnya Engkau Telah Memperlihatkan KebesaranMU yaa ALLAH..

Lihatlah Saudaraku Link Ini

Rahasia Sholat 5 Waktu

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’

Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’

Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.’

Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’

Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’

Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.’

Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:

1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’

Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

28 September 2007

Israel terus menggali di bawah masjid Al-Aqsha dan mendirikan sinagog sebagai awal menghancurkannya

Dakta : Pemerintah penjajah Israel hari ini Rabu (26/09) mengumumkan bahwa beberapa saat lalu telah dibuka “sinagog Yahudi” terletak di tembok sebelah selatan masjid Al-Aqsha dan di bawah sebuah gerbang bersejarah berjarak 97 meter dari Qubah Shakhrah.

Kabar ini dilansir oleh harian Israel Haaretz edisi baru hari ini. Pembukaan itu tepatnya pada pekan lalu setelah dilakukan renovasi besar-besaran sinagog tersebut dengan dana dari seorang warga Yahudi Ukraina. Informasi ini menambahkan siagog itu seluas 431 meter atau sama dengan luas tembok selatan masjid Al-Aqsha. Israel mengaku sinagog itu adalah bagian dari tembok barat dari Haikal yang mereka yakini.

27 September 2007

Presiden RI Tunda Pulang untuk Bertemu Presiden Palestina dan Iran

Dakta : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menurut jadwal semula akan kembali ke tanah air pada Rabu pagi waktu New York, menunda kepulangannya untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Iran Mahmoud Ahmaddinejad.

Pertemuan dwipihak Presiden Yudhoyono dengan timpalannya di sela-sela rangkaian sidang ke-62 majelis umum PBB itu berada di luar agenda.

Pada Rabu pagi, sekitar pukul 10.00-10.25 waktu setempat (21.00-21.30 WIB) Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Dirjen ILO Juan Somavia di ruang pertemuan Hotel Millennium, UN Plaza dengan didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menlu Hassan Wirajuda.

Kemudian pada pukul 11.00-11.30 waktu setempat SBY dengan didampingi oleh Menlu RI Hassan Wirajuda, Perwakilan Tetap RI di PBB Martty Natalegawa, dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Ali Alatas melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di ruang yang sama.

Seusai pertemuan, Kepala Negara menuju acara peluncuran inisiatif "Global Business Plan of the Network of Global Leaders for Millennium Development Goals 4 and 5" di Hotel Sheraton New York sekitar pukul 12.00-13.00 waktu setempat atau pukul 23.00-24,00 WIB.

Sebelum itu, Kepala Negara dengan didampingi oleh Menko Kesra, Erna Witoelar --utusan khusus PBB untuk MDGs-- dan Martty Natalegawa melakukan pertemuan dengan tuan rumah acara yaitu Norwegia, Mozambique, Tanzania, Belanda, WHO, UNICEF dan Presiden Bank Dunia.

Seusai menghadiri acara tersebut rombongan Kepala Negara kemudian menuju markas besar PBB untuk melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Iran Mahmoud Anmadinejad pada pukul 13.30-14.00 waktu setempat atau 00.30-01.00 WIB (27/9 waktu Indonesia).

Dalam pertemuan itu Presiden Yudhoyono didampingi Menlu RI, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden dan Perwakilan Tetap RI.

Malam harinya seusai melakukan buka puasa, Presiden Yudhoyono dijadwalkan memberikan pernyataan kepada pers Indonesia di Hotel Millennium, UN Plaza sekitar pukul 20.30-21.00 waktu setempat atau 07.30-08.00 WIB (27/9 waktu Indonesia).

Semula pada Rabu (26/9) Presiden Yudhoyono hanya dijadwalkan menerima Dirjen ILO sebelum kemudian bertolak menuju Jakarta melalui Vancouver, Kanada dan Tokyo, Jepang serta dijadwalkan tiba di Jakarta pada Jumat (28/9).Antara

(su

16 September 2007

Istri-Istri Teladan Mujahidah

Seorang isteri bukanlah semata-mata orang kedua. Dia adalah satu pribadi. Satu pribadi yang memiliki level kepentingannya sendiri di dalam apa yang kita sebut keluarga. Sama halnya dengan anak, adik, kakak, ayah, dan suami. Itu makanya, tulisan ini tidak diberi judul “Isteri-isteri Nabi”, misalnya. Sebab mereka bukanlah sekadar “serombongan wanita” yang menjadi isteri seorang Nabi. Maksudnya, sebagai individu, masing-masing wanita ini memang punya mutu. Soal kemudian mereka diperisteri oleh Nabi Nabi Muhammad SAW SAW, tokoh paling bermutu sepanjang sejarah manusia, itu soal kedua. Nah, soal kedua inilah yang lantas memahatkan nama mereka di hati ummat Islam hingga jaman yang akan datang. Selamat menikmati profil-profil ringkas wanita-wanita bermutu ini.

SITI KHADIJAH(Ummul Mukminin pertama).
Lahir di Mekkah tahun 556, Khadijah adalah wanita pertama pemeluk Islam. Ketika disunting RasuluLlah SAW, ia seorang janda berusia 40 tahun. Berasal dari keluarga terpandang dan ia sendiri menjadi orang terkaya di kotanya. Sedangkan RasuluLlah SAW masih muda, berusia sekitar 25 tahun dan dari keluarga miskin. Keinginan perkawinan itu datang dari pihak Khadijah.

Setelah menikah, semua kekayaan Khadijah dipergunakan sepenuhnya untuk mendukung dakwah RasuluLlah SAW. Juga, karena kewibawaannya di hadapan suku Quraisy, ia pun menjadi pelindung RasuluLlah SAW dari ancaman orang-orang Quraisy.

RasuluLlah SAW sangat mencintai Khadijah. Meskipun Khadijah sudah meninggal beberapa tahun, RasuluLlah SAW masih tetap mengenang. Sehingga pernah isterinya yang lain –Aisyah– memprotes cemburu. “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman padaku saat semua orang ingkar, yang percaya padaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan hartanya saat semua berusaha mempertahankannya;… dan darinyalah aku mendapatkan keturunan,” kata RasuluLlah SAW di hadapan Aisyah.

Dari Khadijah, Nabi mendapat kurnia 7 anak: 3 putra dan 4 putri. Yang putra bernama al-Qasim, Abdullah, dan (Thaher, meninggal ketika masih bayi). Sedangkan yang putri: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum dan Fatimah. Sebelum dengan Nabi, Khadijah pernah menikah dengan Abu Halal an-Nabbasy bin Zurarah. Dari Abu Halal, Khadijah mendapat seorang anak.

Setelah Abu Halal meninggal, Khadijah menikah lagi dengan Atiq bin Abid al-Makhzumi. Sampai Atiq meninggal, mereka tidak dikurnia anak. Ummul mukminin al-Kubra (Ibu Kaum Mukminin yang Agung) ini sendiri meninggal pada 619 H.

SAUDAH BINTI ZUM’AH (Ummul Mukminin kedua).
Setelah Khadijah meninggal, Nabi baru bersedia menikah lagi. Saudah juga seorang janda. Suaminya, as-Sakran bin Amru al-Amiri, meninggal ketika hijrah ke Habsyi (Ethiopia).

Saudah sangat berduka ditinggal suaminya itu. Untuk mengobati duka itu, atas saran seorang wanita Khaulah binti Hakim As, RasuluLlah SAW lantas meminang Saudah. Meskipun RasuluLlah SAW juga menyayangi Saudah, tetapi ternyata hatinya tidak mampu mencintai wanita ini. Karena merasa berdosa, RasuluLlah SAW lantas ingin menceraikan Saudah. Tapi apa kata Saudah, “Biarlah RasuluLlah SAW aku begini. Aku rela malamku untuk Aisyah (Ummul Mukminin ke tiga Nabi). Aku sudah tidak membutuhkan lagi.”

Saudah wafat dimasa kekhalifahan Umar bin Khaththab hampir berakhir.

‘AISYAH BINTI ABU BAKAR (Ummul Mukminin ketiga).
Satu-satunya isteri Nabi yang masih gadis, ketika dinikahi Nabi. Putri sahabat Nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ini dilahirkan 8 atau 9 tahun sebelum Hijrah. Menikah berumur 6 tahun, namun baru 3 kemudian hidup serumah dengan Nabi. Budaya Arab, seorang laki-laki berumur menikahi seorang gadis belia, hal yang biasa. Salah satu sebabnya, wanita Arab fisiknya cenderung bongsor dibanding usianya.

Setelah Khadijah, Aisyahlah isteri yang paling dekat dengan Nabi. Cantik dan cerdas, begitu penampilannya. Karena kedekatan dan kecerdasannya itu, setelah Nabi wafat, banyak hadith yang ia riwayatkan. Terutama soal wanita dan keluarga. Ada 1.210 hadith yang diriwayatkan Aisyah, di antaranya 228 terdapat dalam hadith shahih Bukhari.

Selama mendampingi Nabi, Aisyah pernah dilanda fitnah hebat. Ceritanya, pada peperangan melawan Bani Mustaliq, berdasarkan undian di antara isteri-isteri Nabi, Aisyah terpilih mendampingi Nabi. Dalam perjalanan pulang, rombongan istirahat pada suatu tempat Aisyah turun dari sekedupnya (sejenis pelana yang beratap di atas punuk unta), karena ada keperluan. Kemudian kembali. Tetapi ada yang ketinggalan, ia kembali lagi untuk mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan perkiraan bahwa Aisyah sudah ada di sekedupnya. Aisyah tertinggal.

Ketika sahabat Nabi, Safwan bin Buattal menemuinya, Aisyah sudah tertidur. Akhirnya, ia pergi diantar Safwan. Peristiwa ini kemudian dimanfaatkan orang-orang kafir untuk menghantam Nabi. Disebarkan fitnah, Aisyah telah serong. Fitnah ini benar-benar meresahkan ummat. Bahkan Nabi sendiri sempat goyah kepercayaannya pada Aisyah. Sehingga turunlah wahyu surat An Nuur ayat 11. Inti wahyu itu, menegur Nabi dan membenarkan Aisyah.

Aisyah wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan 57 H, dalam usia 66 tahun. Shalat jenazahnya diimami oleh Abu Hurairah dan dimakamkan di Ummahat al-Mukminin di Baqi (sebelah Masjid Madinah) bersama Ummul Mukminin lainnya.

HAFSAH BINTI UMAR (Ummul Mukminin keempat).
Hafsah adalah janda Khunais bin Huzafah, sahabat RasuluLlah SAW yang meninggal ketika perang Uhud.

RasuluLlah SAW menikahi Hafsah, kerena kasihan kepada Umar bin Khattab –ayah Hafsah. Hafsah sedih ditinggal suaminya, apalagi usianya baru 18 tahun. Melihat kesedihan itu, Umar berniat mencarikan suami lagi.

Pilihannya jatuh kepada sahabatnya yang juga orang kepercayaan RasuluLlah SAW, yakni Abu Bakar. Tapi ternyata Abu Bakar hanya diam saja. Dengan perasaan kecewa atas sikap Abu Bakar itu, Umar menemui Usman bin Affan, dengan maksud yang sama. Ternyata Usman juga menolak, karena dukanya atas kematian isterinya, belum hilang. Isteri Usman adalah putri RasuluLlah SAW sendiri, Ruqayyah.

Lalu Umar mengadu kepada RasuluLlah SAW. Melihat sahabatnya yang marah dan sedih itu, RasuluLlah SAW ingin menyenangkannya, lantas berkata “Hafsah akan menikah dengan orang yang lebih baik daripada Usman, dan Usman akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafsah.” Tak lama kemudian, Hafsah dinikahi RasuluLlah SAW, sedang Usman dengan Ummu Kalsum, putri RasuluLlah SAW juga.

Suatu malam di kamar Hafsah, RasuluLlah SAW sedang berdua dengan isterinya yang lain, Maria. Hafsah cemburu berat, lantas menceritakan kepada Aisyah. Aisyah kemudian memimpin isteri-isteri yang lain, protes kepada RasuluLlah SAW.

RasuluLlah SAW sangat marah dengan ulah isteri-isterinya itu. Saking marahnya, beliau tinggalkan mereka selama satu bulan. Terhadap kasus ini, kemudian Allah menurunkan wahyu surat at-Tahrim ayat 1-5.

Sejarah mencatat, Hafsahlah yang dipilih di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW untuk menyimpan naskah pertama al-Qur’an. Hafsah wafat pada awal pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dimakamkan di Ummahat al-Mu’minin di Baqi.

ZAINAB BINTI KHUZAIMAH (Ummul Mukminin kelima).
Di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW, Zainablah yang wafat lebih dulu, setelah Khadijah. Para sejarawan tidak banyak tahu tentang Zainab, termasuk latar belakangnya. Tapi yang jelas ia juga seorang janda saat dinikahi RasuluLlah SAW.

Hidupnya bersama RasuluLlah SAW, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika RasuluLlah SAW masih hidup. Dan RasuluLlah SAW sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi.

UMMU SALAMAH (Ummul Mukminin keenam).
Nama aslinya, Hindun binti Abu Umayah bin Mughirah. Suaminya bernama Abdullah bin Abdul Asad. Abdullah atau dipanggil Abu Salamah, meninggal ketika perang melawan Bani As’ad yang akan menyerang Madinah. Sebelum meninggal Abu Salamah berwasiat, agar isterinya ada yang menikahi dan orang itu harus lebih baik dari dirinya.

Abu Bakar ingin melaksanakan wasiat itu, dengan meminang Ummu Salamah tapi ditolak. Demikian pula Umar bin Khattab, juga ditolak. Tiada lain, RasuluLlah SAW sendiri akhirnya yang maju. Dan diterima. Ketika itu umur Ummu Salamah hanya beberapa tahun dibawah RasuluLlah SAW dan sudah beranak empat.

Sejarah mencatat, surat at-Taubah 102 turun tatkala RasuluLlah SAW sedang berbaring di kamarnya Ummu Salamah. Dalam perjanjian Hudaibiyah, Umum Salamah punya peranan penting.

Banyak sahabat RasuluLlah SAW yang protes terhadap perjanjian itu, termasuk Umar. Usai perjanjian ditandatangani, RasuluLlah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih ternak dan memotong rambut. Namun tidak ada yang melakukan seruan itu. RasuluLlah SAW mengulangnya sampai tiga kali, tapi tetap tidak ada yang menyahut. Dengan kesal dan marah kembali ke kemahnya.

Ummu Salamah lantas usul, agar RasuluLlah SAW jangan hanya bicara, langsung saja contoh. Benar juga, RasuluLlah SAW lantas keluar menyembelih ternak dan menyuruh pembantu memotong rambut beliau. Kaum muslimin kemudian banyak yang mengikuti rindakan RasuluLlah SAW ini, karena takut dikatakan tidak mengikuti sunnah RasuluLlah SAW. Ummu Salamah banyak mengikuti peperangan. Ia hidup sampai usia lanjut. Ia wafat setelah peristiwa Karbala, yakni terbunuhnya Husein, cucu RasuluLlah SAW. Ummu Salamah adalah Ummahatul Mukminin yang paling akhir wafatnya.

ZAINAB BINTI JAHSY (Ummul Mukminin ketujuh).
Zainab adalah bekas isteri Zaid bin Haritsah yang telah bercerai. Sedang Zaid adalah anak angkat RasuluLlah SAW. Zainab sendiri dengan RasuluLlah SAW juga masih bersaudara. Karena wanita ini adalah cucu Abdul Muthalib, kakek RasuluLlah SAW (baca Sejarah, Sahid, April l997).

Meski perkawinan Zainab dengan Nabi jelas-jelas perintah Allah, tapi gosip menyelimuti perkawinan mereka. Wahyu yang memerintah Nabi agar menikahi Zainab itu ada pada al-Ahzab 37. Dari perkawinan inilah kemudian turun hukum-hukum pernikahan, termasuk perintah hijab (al-Ahzab 53).

JUWAIRIAH BINTI HARITS (Ummul Mukminin kelapan).
Nama sebenarnya adalah Barrah binti Harits bin Abi Dhirar, putri pimpinan pemberontak dari suku Bani Musthalaq, Harits bin Dhirar. Setelah menikah dengan Nabi berganti nama Juwairiah. Sebelumnya, Juwairiah adalah tawanan perang.

Riwayat selanjutnya tak banyak diketahui oleh para sejarawan. Hanya ia meninggal dalam usia 65 tahun, di Madinah, pada masa Muawiyah. Dishalatkan dengan Imam Amir Madinah yaitu Marwan bin Hakam.

SOFIYAH BINTI HUYAI (Ummul Mukminin kesembilan).
Satu-satunya isteri Nabi dari golongan Yahudi ya Sofiyah ini. Sofiyah masih keturunan Nabi Harun dan ibunya Barrah binti Samual. Meski usianya baru 17 tahun, tapi ia sudah dua kali menikah. Pertama dengan Salam bin Masyham, dan kedua dengan Kinanah bin Rabi bin Abil Haqiq, pemimpin benteng Qumus, benteng terkuat di Khaibar, markasnya kaum Yahudi.

Dikawininya Sofiyah itu, Nabi sebenarnya berharap agar kebencian kaum Yahudi kepada kaum muslimin dapat diredam. Sofiyah wafat tahun 50 Hijriah, pada zaman Mua’wiyah. Dimakamkan di Baqi.

UMMU HABIBAH BINTI SOFYAN (Ummul Mukminin ke sepuluh).
Nama sebenarnya Ramlah binti Abi Sofyan. Ia memang putri pemimpin Quraisy, Abu Sofyan, musuh bebuyutan Islam itu. Habibah adalah nama putri Ramlah hasil perkawinan dengan Ubaidillah, saudara Ummul Mukminin Zainab ra. Tentu saja Ramlah telah masuk Islam.

Berdua dengan suaminya, ia kemudian hijrah ke Habsyi (Afrika). Celakanya, sesampai di Habsyi suaminya murtad, masuk Nasrani. Selanjutnya, Ramlah dinikahi RasuluLlah SAW. Mendengar ini, betapa marahnya Abu Sofyan, putrinya sendiri masuk Islam dan sekarang kawin dengan musuh besarnya, Nabi Muhammad SAW.

Sampai akhir hayatnya, Ramlah tetap membela Islam dan suaminya. Ia wafat pada usia 60 tahun. Juga dimakamkan di Baqi.

MARIAH AL QIBTIYAH (Ummul Mukminin kesebelas).
Mariah sebelumnya adalah budak kiriman dari raja Mesir. Kemudian diangkat derajatnya dengan dijadikan isteri Nabi. Setelah Khadijah, Mariah satu-satunya isteri Nabi yang melahirkan anak. Namanya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW. Cuma, sayangnya Ibrahim meninggal. RasuluLlah SAW sangat sedih dengan kematian putranya itu.

Mariah wafat pada tahun 16 hijriah. Dishalatkan oleh Amir Mukminin Umar bin Khattab.

MAIMUNAH BINTI AL HARITS (Ummul Mukminin kedua belas).
Nama aslinya adalah Barrah binti Harits. Setelah menikah dengan Nabi, diganti dengan Maimunah. Perkawinan ini –Barrah ketika itu janda berumur 26 tahun– sesungguhnya atas permintaan paman Nabi, yakni Abbas bin Abdul Muthalib. Barrah sendiri adalah adik dari isteri Abbas. Tidak banyak yang diketahui sejarah Barrah. Yang jelas ia wafat pada tahun 51 hijriah..

alqoidun.net

15 September 2007

Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya

Penulis: nora

Kategori: Artikel

Sumber: http://www.geocities.com/dmgto/muslimah201/ahlisurga.htm


Azhari Asri dan Redaksi
[MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini]

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :

“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.

12. lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)

Wallahu A’lam Bis Shawab.

(sumber -- http://www.pondok-muslimah.blogspot.com)

14 September 2007

19 Keutamaan Wanita

1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat dari lelaki.

2. Wanita yang Sholichah itu lebih baik daripada 1000 orang lelaki yang sholeh.

3. Barang siapa yang menngembirakan anak wanitanya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah.

4. Barang siapa yang membawa hadiah ( oleh-oleh ) lalu diberikan kepada keluarganya, hendaklah mendahulukan anak wanitanya dari anak laki-laki

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah SAW didalam Syurga.

6. Barang siapa mempunyai 2 atau 3 anak wanita, atau 2 atau 3 saudara wanita lalu dia bersikap ichsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa dan tanggung jawab maka baginya adalah Syurga.

7. Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak wanitanya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka (Aisyah r.a.).

8. Syurga dibawah telapak kaki Ibu ( Hadits )

9. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga, maka masuklah dari pintu yang dikehendaki.

10. Wanita yang taat akan suaminya serta menjaga sholat dan puasanya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat pada suaminya dan direlakanya.

11. Apabila memanggil akan engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.

12. Aisyah r. a. berkata “ Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? “ Jawab Baginda, “ Suaminya “ Siapa pula berhak terhadap lelaki ? Jawab Rasulullah “ Ibunya “

13. Wanita apabila sholat 5 waktu, puasa 1 bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Syurga mana saja yang dia kehendaki.

14. Tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia kedakam Syurga 10.000 tahun lebih dahulu dari suaminya.

15. Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahal orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya

18. Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari pada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakn 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

06 September 2007

bingung

bingung

Mendengarkan Bacaan Al-Quran

Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Quran saja yang menjadi Ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al-Quran pun begitu pula, dan tidak sedikit ulama yang mengatakan, bahwa mendengarkan Orang yang membaca Al-Quran pahalanya sama dengan orang yag membacanya.

Tentang pahala orang yang mendengarkan Al-Quran dengan jelas di terangkan dalam surat (7) al-A’Raaf ayat 204 di sebut sebagai berikut

”dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik2 dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat”.

Mendengarkan baacaan Al-Quran dapat menghilangkan perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, melunakan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk

Karena inilah yang di maksud Al-Quran menjadi Mukzizat yang paling besar yang di berikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Tiada seorang Muslim pun yang bosan mendengarkan ayat ALLAh ini, apalagi bila Al-Quran ini di bacakan dengan lidah yang asih, dengan suara yang baik, dengan suara yang baik akan memberi pengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya, dan bagaiman orang mukmin ketika mendengar ayat Allah

Seperti yang di gambarkan dalam Firman Allah

sesungguhnya orang yang beriman itu hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, gemetarlah hati merek, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Allah kepadanya, bertambahlah iman mereka dan mereka bertawakal” (Q.S Al-Anfal :2)

Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muham­mad SAW mendengarkan Abu Musa Al Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah, beliau ditanya oleh istri beliau Aisyah RA. Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam. Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat oleh kemerduan suara Abu Mua Al Asy'ari membaca Al-Qur'an, seperti merdunya suara Nabi Daud AS.

Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa Rasulullah terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Muhammad SAW serta pengikut-pengi-kutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam. Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata :

"cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud ! Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.”

Bacaan Al-Qur'an yang dapat memukau pendengar-nya dan dapat melunakkan hati adalah bacaan Al-Qur'an yang baik bertajwid dan berirama yang merdu walaupun gaya lagunya merdu tetapi tidak memperhatikan Ahkamul huruf, makharijul huruf dan sifatul hurufnya maka hukum-nya haram. Imam Al-Jazari telah mengatakan :

Melaksanakan Tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah suatu keharusan, dan barang siapa membawa Al-Qur'an tanpa tajwid berdosa hukumnya, karena Al-Qur'an ditu-runkan Allah sekaligus di sertai dengan tajwidnya.

Agar supaya didengar oleh pendengar tidak membo-sankan juga dapat meresapi isi dan kandungan Al-Qur'an, maka Nabi menganjurkan agar dihiasi dengan suara yang merdu dan indah seperti dalam sabdanya :

Dari baroo’bin Azib RA. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW. Hiasilah Al-Quran dengan suaramu

(Riwayat Abu Dawud, danNasa’i dan lain-lainya)

Hanya inilah sekiranya yang bisa Mufakir katakan

Kebenaran datang dari ALLAH SWT dan Kehilafan dari diri Saya Pibadi

Ass

(Amal Hamzah)

04 September 2007

Mengenali sifat pembela agama

Tajdid Iman:
Oleh Dr Juanda Jaya

MENJADI sunnatullah pada setiap kurun, zaman dan waktu yang bergerak pantas, akan hadir kumpulan pembela agama Allah. Mereka hidup dengan haruman catatan perjuangan berterusan daripada generasi ke generasi serta saling bersambungan umpama suatu mata rantai yang tidak putus hingga akhir zaman.

Lakaran kisah mereka dimulakan dengan kedudukan orang tua mereka bernama Adam. Beliau melahirkan zuriat yang ramai dan ada antaranya meneruskan risalah nubuwah yang ditinggalkan. Nabi dan Rasul dikelilingi kaumnya yang setia, membela dan menjaga risalah. Begitulah ketetapan Tuhan. Mereka adalah manusia paling beruntung kerana dipilih untuk misi dan visi dakwah-Nya.

Bagaimanakah dengan kita yang hidup pada zaman serba canggih ini. Apakah ada manusia yang layak mendapat sebutan sebagai Penolong Agama Allah, Ansarullah? Bagaimanakah hendak memenuhi syarat bagi memastikan barisan Ansarullah ini menjadi pilihan kita? Layakkah kita berdiri memegang mata rantai dakwah yang pernah digenggam lelaki perkasa dan wanita tegar di jalan Allah?

Antara karakter Ansarullah yang layak memikul tugas membela agama Allah ialah :

  • Memanfaatkan potensi diri untuk agama Allah.

Sesiapa yang menggunakan penanya untuk menegakkan kalimah Allah maka dia adalah pembela Allah. Sesiapa yang menghulurkan hartanya untuk membela kebajikan kaum muslimin maka dialah Mujahid Allah.

Sesiapa yang menggunakan tenaga dan fikirannya mendidik generasi Islam, jika dia mati pada jalan itu, maka dia bergelar Syahid fi Sabilillah. Sesiapa yang menunjukkan kebaikan, dia mendapat pahala sama dengan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala orang itu.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa melihat kemungkaran maka ubahlah ia dengan tangannya, apabila dia tidak sanggup ubahlah dengan lidahnya, apabila ia tidak sanggup maka ubahlah dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (Hadis riwayat Muslim)

Membela sesuatu fahaman tidaklah semudah yang kita bayangkan, jika kita tiada keyakinan mengenai fahaman itu dan tiada kecintaan kepadanya maka tidak akan tergerak hati kita untuk membelanya.

Seperti orang yang aktif menggerakkan suatu perniagaan, untuk mendapat kejayaan, dia mesti faham selok-beloknya, mengkaji dengan penelitian tepat dan berani mencuba kerana yakin akan mendapat keuntungan berlipat ganda.

Begitu pula halnya dengan orang yang berniaga pada jalan Allah. Dia mesti mengikut proses perjalanan dakwah dengan ilmu dan kepakaran, tenaga dan usaha, harta dan jiwanya untuk memenangi agama Allah.

Seperti firman Allah Taala yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah Taala sudah membeli daripada orang mukmin, diri dan harta mereka dengan nilaian syurga.” (Surah Al-Taubah, ayat 111)

Dan firman-Nya lagi yang bermaksud: “Dan apa saja kebaikan yang kamu usahakan bagi diri kamu, sudah tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.” (Surah Al-Baqarah, ayat 110)

  • Menjadikan Allah, Rasul dan orang mukmin sebagai penolong.

Ciri pembela agama Allah termaktub dalam firman-Nya yang bermaksud: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman, yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat seraya tunduk kepada Allah, dan sesiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya dan orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pendokong Allah itulah yang pasti menang.

Seorang pembela agama menyerahkan hatinya untuk Allah, Rasul dan orang beriman. Dia tidak disibukkan dengan urusan remeh-temeh yang boleh menghabiskan masa dan tenaga. Hari-harinya diisi perbuatan bermanfaat untuk umat. Kekuatan seorang pembela agama terletak pada kuatnya ibadat kepada Allah yang disebutkan dalam ayat ini, sembahyang dan zakat.

Sembahyang membekalkan tenaga rohani yang boleh melonjakkan daya kekuatan jasmani, mencerahkan pemikiran dan mententeramkan perasaan. Semua itu sememangnya diperlukan seorang yang sentiasa dicabar di atas jalan dakwah.

Sementara zakat pula mendidik jiwa untuk merelakan harta, sesuatu yang paling disayangi untuk membuktikan kebenaran imannya. Kedua-dua ibadat itu tidak akan sempurna tanpa persekitaran yang baik, iaitu sokongan orang mukmin yang membentuk jemaah umat Islam.

  • Tidak berdukacita dengan tribulasi dakwah.

Hanya orang yang sabar menahan sakit boleh menang dalam setiap pertempuran. Bukan atas sebab siapa lebih kuat dan perkasa. Sesungguhnya jalan dakwah adalah jalan sengsara dan seksaan yang pedih. Di sana hadir penentang dan musuh yang akan memerangi syiar agama Allah. Mengapa Allah tentukan jalan sukar dilalui Rasulullah SAW untuk mendapat kemenangan? Mengapa tidak langsung diberikan kemenangan itu dengan cepat dan mudah?

Ketentuan itu berlaku atas hikmah supaya pembela agama Allah diuji siapa yang paling baik amalannya dan jalan dakwah itu juga adalah suatu proses mematangkan iman seseorang. Supaya Allah mengetahui siapakah yang benar imannya dan siapakah berdusta.

Sudah ramai yang terkorban di jalan Allah, ada juga menyerah kalah dan meninggalkan jalan-Nya ataupun terseleweng dengan matlamat lain untuk kepentingan diri sendiri. Siapakah pembela yang istiqamah?

Al-Quran menjanjikan kemanisan bagi kita yang teguh dalam perjuangan. Firman Allah Taala yang bermaksud: “Sesungguhnya orang yang menyatakan: Tuhan kami ialah Allah dan kemudian meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu berasa takut dan janganlah kamu berasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh syurga yang dijanjikan Allah kepada kamu.” (Surah Fussilat, ayat 30)

- Penulis bertugas di Pejabat Mufti Sarawak.

6 persiapan sambut kedatangan Ramadan

Jendela Hikmah:
Oleh Prof Madya Maznah Daud

RAMADAN yang kita tangisi pemergiannya hampir setahun lalu kini bertandang lagi. Kita yang beriman dan yakin pada janji Allah menanti kehadiran bulan penuh berkat ini dengan pelbagai perasaan.

Seronok dan bimbang. Seronok kerana diberi peluang berjumpa dan beramal dengan bulan yang penuh berkat. Bimbang kerana kurang yakin ibadat maksimum akan dapat dilaksanakan. Risau, takut amal tidak membuahkan takwa yang diharapkan.

Sesungguhnya kelebihan dan keistimewaan Ramadan bukan lagi satu rahsia. Allah sudah memilih daripada bulan ini satu detik paling bersejarah dalam kehidupan umat sejagat, iaitu detik turunnya kitab suci paling agung. Kitab yang diturunkan khusus untuk memimpin tangan manusia ke jalan yang benar.

Ramadan juga mencatat sejarah gemilang kemenangan golongan yang membawa panji kebenaran ke atas golongan mustakbirin yang mempunyai kekuatan material tiga kali ganda dalam Ghazwah Badar al-Kubra.

Ketibaan bulan mulia penuh sejarah ini sewajarnya disambut dan diraikan dengan acara gilang-gemilang. Oleh itu, ketibaannya perlu disambut dengan beberapa persediaan yang cukup selain mengikhlaskan pengabdian kepada Pencipta Yang Maha Esa.

Ketibaan sekali lagi Ramadan, untuk kita memperbetulkan diri, meningkatkan iman dan mempersiapkan kekuatan serta bekalan. Seperti doa diajarkan Rasulullah SAW kepada kita. Apabila Rasulullah SAW melihat anak bulan Rejab, Baginda membaca bermaksud:

Ya Allah, rahmatilah kami dengan Rejab dan Syaaban, dan sampaikan kepada kami Ramadan.” (Hadis riwayat at-Tabrani dan Ahmad)

Betapa besar kurniaan Allah kepada kita pada Ramadan, di mana Rasulullah SAW sudah mengajarkan kita berdoa supaya kita dihidupkan hingga sampai Ramadan, supaya bulan itu dimanfaatkan untuk kita menjadi seorang hamba yang patuh kepada-Nya.

Bagi pejuang spiritual, peluang mengecapi Ramadan sememangnya ditunggu-tunggu. Apabila tamat Ramadan tahun lepas, kita iringi pemergiannya dengan tangisan penuh ketakwaan dan air mata keinsafan.

Bulan itu bukan sekadar nikmat, tetapi penuh ujian serta peluang melipat gandakan amal dakwah mendekatkan kita pada jalan Allah. Persediaan dan perancangan perlu dilakukan untuk memaksimumkan segala peluang pada Ramadan ini.

Kita maklum, sebarang amal kebajikan yang dilakukan akan diberi balasan berganda. Martabat pahalanya lebih tinggi jika ia dilakukan pada Ramadan. Sunat diberikan pahala wajib, yang wajib digandakan dengan gandaan berdasar keredaan kurniaan Allah.

Ketika Ramadan menjelang, Rasulullah SAW bersabda bermaksud:

Wahai manusia, menjelang tiba bulan agung lagi berkat. Bulan yang di dalamnya ada satu malam lebih baik daripada 1,000 bulan. Sesiapa mendekatkan dirinya dengan mengerjakan amalan fardu, seolah-olah dia sudah mendapat 70 pahala fardu pada bulan lain. Sesiapa mendekatkan dirinya dengan amalan sunat, seolah-olah dia mendapat pahala amalan fardu pada bulan yang lain. Ia adalah bulan sabar iaitu bulan yang awalnya rahmat, tengahnya keampunan dan akhirnya selamat dari neraka.” (Hadis riwayat Ibn Khuzaimah)

Antara persiapan yang perlu dilakukan menjelang Ramadan ialah :

  • Persediaan diri untuk berpuasa. Seminggu sebelum berpuasa kita dikehendaki mengurangkan kadar makanan kita dan lebihkan makan buah-buahan serta sayur-sayuran. Pastikan pembuangan air besar lawas.
  • Memahirkan diri dengan segala rukun, sunat, harus, makruh yang berkaitan dengan puasa pada Ramadan, sunat tarawih dan lain-lain lagi.
  • Membiasakan diri bangun pada sepertiga malam untuk bertahajud, mendekatkan diri pada Allah. Sebagai persediaan membiasakan tarawih dan tahajud pada Ramadan. Ramadan adalah bulan rukuk dan sujud.
  • Memperuntukkan beberapa jumlah wang untuk dijadikan sedekah jariah dan zakat fitrah. Bagi mereka yang sudah akil baligh, maka belajarlah membayar zakat fitrah sendiri.
  • Rancang strategi tersusun untuk memperbanyakkan hafalan, bacaan, tadabbur, tadarrus al-Quran.
  • Melatih dan membentuk diri bersifat mahmudah, sifat terpuji seperti sabar, membanyakkan senyuman kepada sahabat dan kerabat. Merendam sifat mazmumah, sifat keji seperti memfitnah, mengumpat dan mengata orang. Kurang bercakap lagha (merapu), tidak berbahasa lucah, kotor dan keji.

Oleh itu, dengan persediaan ini kita sematkan azam masing-masing untuk mencantikkan dan sempurnakan amalan fardu yang wajib dan membanyakkan amalan sunat pada Ramadan.

- Penulis ialah penasihat syariah Wanita JIM dan boleh dihubungi di emel, wanitajim0@yahoo.com

Enam amalan tingkat keimanan

Oleh Ahmad Redzuwan Mohd Yunus

Jiwa tenang, keluarga bahagia nikmat terbesar dikecapi mukmin

NIKMAT terbesar dikecapi umat Islam ialah menjadi orang beriman kerana tidak akan ada kepercayaan yang diterima di sisi Allah selain daripada kepercayaan agama Islam dan tidak akan ada lagi nabi selain daripada Nabi Muhammad.

Namun, di kalangan orang beriman itu ada pula di kalangan mereka yang beruntung. Keuntungan mereka itu disebabkan oleh beberapa perkara seperti dijelaskan dalam surah al-Mukminun, ayat 1-9 bermaksud:

“Sesungguhnya beruntunglah orang beriman. Iaitu orang yang khusyuk dalam solatnya. Orang yang menjauhkan diri daripada perbuatan dan perkataan tiada berguna. Dan orang menunaikan zakat. Dan orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka mereka dalam hal ini tiada tercela, barang sesiapa yang mencari yang sebaliknya, maka mereka itulah orang yang melampaui batas. Dan orang yang memelihara amanat yang dipikulnya dan janjinya. Dan orang yang memelihara solatnya”.

Dalam ayat itu dapat difahami ada enam perkara dilakukan oleh orang mukmin akan menyebabkan mereka menjadi orang beruntung.

  • Pertama, mereka adalah orang mukmin yang khusyuk solatnya. Ali Abi Talib menjelaskan khusyuk itu adalah kekhusyukkan hati.

Penjelasan Ali ini diperkuatkan oleh Hassan al-Basri yang menjelaskan bahawa kekhusyukan mereka itu berada di dalam hati mereka sehingga kerananya mereka menundukkan pandangan serta merendahkan diri.

Khusyuk dalam solat hanya akan dapat dilakukan orang memfokuskan hati padanya dengan melupakan pelbagai aktiviti selain mengerjakan solat itu semata-mata serta mengutamakan solat ke atas aktiviti yang lain.

Pada saat itulah akan terwujudnya ketenangan dan kebahagiaan baginya seperti dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis daripada Anas bahawa Rasulullah bersabda:

“Diberikan kepadaku kecintaan terhadap yang baik dan terhadap wanita, dan dijadikan solat untukku sebagai amalan yang paling menyenangkan”. (Hadis riwayat Imam Ahmad dan An-Nasai)

  • Kedua, orang mukmin menjauhkan dirinya daripada perbuatan dan percakapan yang tidak berguna seperti dari perbuatan batil, syirik, maksiat dan yang tidak membawa faedah untuk dirinya seperti dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surah al-Furqan, ayat 72 bermaksud: “Dan apabila mereka bertemu dengan (orang) mengerjakan perbuatan tidak berfaedah, mereka lalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”
  • Ketiga, orang mukmin menunaikan zakat kerana pada harta dimiliki oleh seseorang itu ada hak orang lain perlu dilunaskan. Ia dijelaskan Allah dalam surah al-An’am, ayat 141 bermaksud: “Dan keluarkan haknya (zakatnya) pada hari memetik atau menuainya. Dijelaskan juga dalam ayat lain dengan mengeluarkan zakat itu dapat menyucikan jiwa seseorang mukmin.”

Ia dijelaskan Allah dalam firman-Nya dalam surah As-Syam, ayat 9-10 bermaksud: “Sesungguhnya beruntunglah orang menyucikan jiwanya dan sesungguhnya rugilah orang mengotorinya.”

  • Keempat, orang mukmin memelihara kemaluannya daripada perkara haram dengan tidak terjerumus dalam hal yang dilarang Allah sama ada dalam perzinaan dan homoseksual.

Mereka tidak akan mendekati seseorang melainkan isteri mereka sendiri dihalalkan oleh Allah. Malah Imam Shafie menggunakan ayat ini juga untuk mengharamkan onani.

  • Kelima, orang mukmin memelihara amanah diberikan dan janji dijanjikan. Mereka melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin apabila diberi tugas untuk dipikulnya dan tidak terlintas dalam hati sanubarinya untuk mengkhianati amanah itu. Dan jika mereka berjanji atau melakukan akad perjanjian, mereka akan menepatinya, tidaklah mereka ini seperti orang munafik.
  • Keenam, orang mukmin memelihara solatnya dengan melaksanakannya tepat pada waktunya. “Ibn Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, apakah amal perbuatan disukai Allah? Baginda menjawab: Solat pada waktunya. Lalu apa lagi, tanyaku. Baginda menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kemudian apa lagi, tanyaku: Baginda menjawab: “Jihad di jalan Allah.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Melalui enam perkara itu akan membezakan antara keuntungan seseorang mukmin dengan mukmin lain. Ia bererti, tidak semua orang mukmin beruntung.

Hasil amalan itu, mereka akan ditempatkan oleh Allah dalam syurga Firdaus. Ia dijelas Allah juga dalam surah al-Mukminun, ayat 10-11 bermaksud: “Mereka itulah orang berhak mewarisi. Yang akan mewarisi syurga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.”

Rasulullah mengajar kepada umat Islam, sekiranya ingin memohon syurga Allah, maka mintalah syurga. Ia dijelaskan dalam hadis yang Rasulullah bersabda: “Jika kamu meminta syurga Allah, maka mintalah syurga Firdaus, kerana sesungguhnya Firdaus adalah syurga yang paling tinggi dan paling tengah. Darinya terpancar sungai-sungai syurga dan di atasnya ada Arasy Rabb yang Maha Pemurah.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

INTI PATI
Amalan orang mukmin

  • Khusyuk solat.
  • Menjauhkan dirinya daripada perbuatan dan percakapan yang tidak berguna seperti dari perbuatan batil, syirik dan maksiat.
  • Memelihara kemaluannya daripada perkara haram seperti perzinaan dan homoseksual.
  • Menunaikan zakat.
  • Memelihara amanah dan janji.
  • Solat tepat pada waktu.

Penulis ialah Pensyarah Kanan di Jabatan Pengajian Dakwah & Kepimpinan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).

03 September 2007

Kedatangan Dajjal, Imam Al-Mahdi dan Nabi Isa as

1. Dajjal

Dajjal adalah seorang manusia biasa, ia dinamakan demikian karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan atau dikarenakan ia menyembunyikan kekufurannya di hadapan manusia dengan kedustaan dan tipu dayanya terhadap mereka. Ada sejumlah hadits yang menjelaskan tentang sifat-sifat Dajjal

a. Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda:

“Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih Jami’ shogir 3495/ Al-Bany)

b. Hadits lainnya adalah :

Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan sifat-sifatnya). Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang, Mereka berkata: “Ini adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah (Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237).

c. Hadits lainnya adalah :

Dari Nawwas bin Sam’an RA, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal: “Dia itu seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya denga Abdul ‘izz bin Qathn” (Sahih Muslim 18/65)

Dan ia dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya tertutup (picak). Ia akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut.

d. Hadits lainnya adalah hadits yang menjeaslkan bahwa tertulis di antara dua matanya “Kaafir” atau “Kafara” sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kaafir” (HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59)

Keluarnya Dajjal merupakan salah satu tanda kiamat kubro. Sebelum Dajjal keluar, manusia diuji dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan matinya pepohonan.

e. Hadits lainnya menjelaskan tentang Dajjal yang akan keluar dari arah timur tepatnya dari negri Khurosan atau Syihristaan. Kemudia ia akan mengembara ke seluruh penjuru bumi. Ia akan memasuki setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena para malaikan menjaganya.

Dari Abu Bakar ash-Shidiq RA ia berkata: Rasulullah SAW menceritakan kepada kami tentang Dajjal, beliau bersabda: “Dajjal akan keluar dari negeri sebelah timur yang disebut Khurosan” (Tirmidzy 6/495)

Dari Fatimah bin Qais RA; Dajjal berkata: “Maka aku keluar dan aku menelusuri seluruh negeri, aku tidak meninggalkan suatu negeri kecuali aku telah tinggal di dalamnya selam 40 hari. Kecuali kota Makkah dan Madinah. Keua kota tersebut diharamkan bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu dari keduanya. Seorang malaikat akan menghalangiku dengan pedang terhunus. Dan di setiap pelosok negeri tersebut ada malaikat yang menjaganya” (Shohih Muslim 18/83)

f. Hadits lainnya menjelaskan diantara shifat Dajjal lainnya yaitu ia akan mengaku dirinya sebagai tuhan dan ia akan melakukan hal-hal yang aneh untuk membenarkan pengakuannya dan menarik orang-orang agar menjadi pengikutnya.

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang mendengar tentang kedatangan Dajjal, hendaklah ia menjauhinya. Demi Alloh sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dan ia menyangka bahwa dirinya seorang yang beriman, lalu ia mengikutinya yang dapat menimbulkan berbagai syubuhaat” (Sahih Jami’ shogir 6301/ Al-Bany)

g. Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa

Dajjal tersebut akan datang sambil membawa neraka dan surga. Surganya adalah neraka, dan nerakanya adalah surga, dan ia memiliki sungai yang penuh dengan air, gunung dari roti. Ia kan menyuruh langit untuk merunkan hujan, mak hujan pun turun dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan beraneka macam tumbuhan maka tumbuhlah tanaman tersebut. Dan ia kan menempuh perjalan dengan cepat, secepat air hujan yang ditiup angin, dan keanehan-keanehan lainnya (HR Muslim 18/65-66)

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”.

Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)

2. Imam Mahdi

Ada banyak hadits yang menerangkan sosok Al-Mahdi itu dan merupakan kewajiban kita untuk mempercayainya sesuai dengan apa yang kita terima dari Rasulullah SAW, tanpa menafsirkan, mentakwilkan atau menolaknya.

Al-Mahdi menurut hadits-hadits yang kita terima adalah sosok manusia yang Allah akan turunkan di akhir zaman, meksi tidak ada riwayat yang memastikan kapan kejadian itu. Selain itu, dijelaskan bahwa beliau adalah merupakan ahli bait Rasulullah SAW.

Untuk memastikan apakah dia benar Al-Mahdi yang dimaksud, ada ciri-ciri yang telah disebutkan, yang paling penting diantaranya adalah bahwa beliau akan mengisi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan kerusakan.

Diantara hadits itu antara lain :

Dari Ibnu Mas`ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila tidak kekal dunia ini kecuali sehari saja, maka Allah akan panjangkan hari itu hingga Dia mengutus seseorang dari aku atau dari ahli baitku, namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan qisth sebagaimana dunia ini sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan al-Juur. (HR. At-Tirmizy dalam kitab Fitan dan haditsnya hasan shahih).

Dijelaskan bahwa kedatangan Al-Mahdi ini sebelum turunnya Nabi Isa as. yang akan memberi petunjuk kepada banyak manusia dan menegakkan hujjah Allah SWT.

Dari Ali bin Abi Tholib Ra ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: ” Al-Mahdi dari golongan kami, Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam” ( (Musnad Ahmad 2/58 dan sunan Ibnu Majah 2/1367. Hadis ini ditashih oleh Al-Bani dalam Shohih Al-Jami’ Ash-Shogir 6/22)

3. Nabi Isa

Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat kubro adalah turnnya Nabi Isa as. Beliau akan menjadi muslimin atau bagian dari umat Islam, menghancurkan salib dan menghancurkan berhala. Karena risalah yang beliau bawa adalah risalah yang bersumber dari Allah juga.

Namun turunnya beliau bukan sebagai nabi lagi karena setelah diangkatnya Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir, maka tidak ada lagi nabi yang turun ke bumi dengan membawa risalah dari langit.

Karena itu Nabi Isa kedudukannya bukan sebagai Nabi lagi, tapi bagian dari umat Islam ini, berkitab suci Al-Quran, mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat menghadap ka’bah, puasa Ramadhan, berhaji ke Mekkah dan menjalankan syariat Islam yang kita terapkan saat itu.

Semua keteragan itu kita dapatkan dari hadits-hatis Rasulullah yang sampai kepada kita, antara lain:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, Nyaris akan turun kepada kalian putera Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib dan membunuh babi dan memungut jizyah dan memenuhi harta … HR Muslim dalam kitab Iman bab turunnya Isa)

Dari Jabir bin Abdillah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Akan tetap ada dari umatku yang berjuang dalam haq dan eksis terus hingga hari kiamat. Kemudian Nabi Isa bin Maryam turun. Lalu pemimpin umat Islam saat iu berkata kepada Nabi Isa,”Kemarilah dan jadilah imam dalam shalat kami”. Namun Nabi Isa menjawab,”Tidak, kalian menjadi peminpin di antara kalian sendiri . Sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini”.

Rasulullah SAW bersabda,”Nabi Isa masih tetap tinggal di bumi hingga terbunuhnya Dajjal selama 40 tahun, lalu Allah mewafatkannya dan dishalatkan jenazahnya oleh umat Islam. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban, Al-Hakim dan dishahihkan oleh az-Zahabi)

Untuk lebih dalamnya pembahasan ini, silahkan merujuk pada kitab An-Nihayah karya Ibnu Katsir. Juga buku Asyrotus-Saa’ah (Tanda-tanda kiamat) karangan Yusuf bin Abdulloh bin Yusuf Al Wabil serta An-Nihayah Fil Fitan Wal malahim (fitnah dan huru hara) karya Ibnu Katsir.

**Taken From Syariahonline and Eramuslim, suryaningsih.wordpres.com**


suryaningsih.wordpress.com

::Sebagai Pelajaran yang berharga::

Allah Hu Akbar 10 x
Yaaaa ALLHA AMPUNILAH HAMBAMU INI, Jauhkan lah hambamu ini dari Siksa Kubur

ALLAH HUMMA INNI AUDZUBIKA MIN ADZABIL QOBRI
WAMIN ADZABIL JAHANNAM..

AMIN..

Sesungguhnya Engkau Telah Memperlihatkan KebesaranMU yaa ALLAH..

Lihatlah Saudaraku Link Ini

Rahasia Sholat 5 Waktu

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’

Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’

Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.’

Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’

Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’

Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.’

Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:

1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’

Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)