06 September 2007

Mendengarkan Bacaan Al-Quran

Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Quran saja yang menjadi Ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al-Quran pun begitu pula, dan tidak sedikit ulama yang mengatakan, bahwa mendengarkan Orang yang membaca Al-Quran pahalanya sama dengan orang yag membacanya.

Tentang pahala orang yang mendengarkan Al-Quran dengan jelas di terangkan dalam surat (7) al-A’Raaf ayat 204 di sebut sebagai berikut

”dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik2 dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat”.

Mendengarkan baacaan Al-Quran dapat menghilangkan perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, melunakan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk

Karena inilah yang di maksud Al-Quran menjadi Mukzizat yang paling besar yang di berikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Tiada seorang Muslim pun yang bosan mendengarkan ayat ALLAh ini, apalagi bila Al-Quran ini di bacakan dengan lidah yang asih, dengan suara yang baik, dengan suara yang baik akan memberi pengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya, dan bagaiman orang mukmin ketika mendengar ayat Allah

Seperti yang di gambarkan dalam Firman Allah

sesungguhnya orang yang beriman itu hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, gemetarlah hati merek, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Allah kepadanya, bertambahlah iman mereka dan mereka bertawakal” (Q.S Al-Anfal :2)

Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muham­mad SAW mendengarkan Abu Musa Al Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah, beliau ditanya oleh istri beliau Aisyah RA. Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam. Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat oleh kemerduan suara Abu Mua Al Asy'ari membaca Al-Qur'an, seperti merdunya suara Nabi Daud AS.

Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa Rasulullah terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Muhammad SAW serta pengikut-pengi-kutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam. Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata :

"cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud ! Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.”

Bacaan Al-Qur'an yang dapat memukau pendengar-nya dan dapat melunakkan hati adalah bacaan Al-Qur'an yang baik bertajwid dan berirama yang merdu walaupun gaya lagunya merdu tetapi tidak memperhatikan Ahkamul huruf, makharijul huruf dan sifatul hurufnya maka hukum-nya haram. Imam Al-Jazari telah mengatakan :

Melaksanakan Tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah suatu keharusan, dan barang siapa membawa Al-Qur'an tanpa tajwid berdosa hukumnya, karena Al-Qur'an ditu-runkan Allah sekaligus di sertai dengan tajwidnya.

Agar supaya didengar oleh pendengar tidak membo-sankan juga dapat meresapi isi dan kandungan Al-Qur'an, maka Nabi menganjurkan agar dihiasi dengan suara yang merdu dan indah seperti dalam sabdanya :

Dari baroo’bin Azib RA. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW. Hiasilah Al-Quran dengan suaramu

(Riwayat Abu Dawud, danNasa’i dan lain-lainya)

Hanya inilah sekiranya yang bisa Mufakir katakan

Kebenaran datang dari ALLAH SWT dan Kehilafan dari diri Saya Pibadi

Ass

(Amal Hamzah)

No comments:

06 September 2007

Mendengarkan Bacaan Al-Quran

Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Quran saja yang menjadi Ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al-Quran pun begitu pula, dan tidak sedikit ulama yang mengatakan, bahwa mendengarkan Orang yang membaca Al-Quran pahalanya sama dengan orang yag membacanya.

Tentang pahala orang yang mendengarkan Al-Quran dengan jelas di terangkan dalam surat (7) al-A’Raaf ayat 204 di sebut sebagai berikut

”dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik2 dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat”.

Mendengarkan baacaan Al-Quran dapat menghilangkan perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, melunakan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk

Karena inilah yang di maksud Al-Quran menjadi Mukzizat yang paling besar yang di berikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Tiada seorang Muslim pun yang bosan mendengarkan ayat ALLAh ini, apalagi bila Al-Quran ini di bacakan dengan lidah yang asih, dengan suara yang baik, dengan suara yang baik akan memberi pengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya, dan bagaiman orang mukmin ketika mendengar ayat Allah

Seperti yang di gambarkan dalam Firman Allah

sesungguhnya orang yang beriman itu hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, gemetarlah hati merek, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Allah kepadanya, bertambahlah iman mereka dan mereka bertawakal” (Q.S Al-Anfal :2)

Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muham­mad SAW mendengarkan Abu Musa Al Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah, beliau ditanya oleh istri beliau Aisyah RA. Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam. Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat oleh kemerduan suara Abu Mua Al Asy'ari membaca Al-Qur'an, seperti merdunya suara Nabi Daud AS.

Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa Rasulullah terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Muhammad SAW serta pengikut-pengi-kutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam. Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata :

"cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud ! Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.”

Bacaan Al-Qur'an yang dapat memukau pendengar-nya dan dapat melunakkan hati adalah bacaan Al-Qur'an yang baik bertajwid dan berirama yang merdu walaupun gaya lagunya merdu tetapi tidak memperhatikan Ahkamul huruf, makharijul huruf dan sifatul hurufnya maka hukum-nya haram. Imam Al-Jazari telah mengatakan :

Melaksanakan Tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah suatu keharusan, dan barang siapa membawa Al-Qur'an tanpa tajwid berdosa hukumnya, karena Al-Qur'an ditu-runkan Allah sekaligus di sertai dengan tajwidnya.

Agar supaya didengar oleh pendengar tidak membo-sankan juga dapat meresapi isi dan kandungan Al-Qur'an, maka Nabi menganjurkan agar dihiasi dengan suara yang merdu dan indah seperti dalam sabdanya :

Dari baroo’bin Azib RA. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW. Hiasilah Al-Quran dengan suaramu

(Riwayat Abu Dawud, danNasa’i dan lain-lainya)

Hanya inilah sekiranya yang bisa Mufakir katakan

Kebenaran datang dari ALLAH SWT dan Kehilafan dari diri Saya Pibadi

Ass

(Amal Hamzah)

No comments: